Ukraina Sebut Serangan Rusia di Donbas seperti Film Perang Dunia II
Kamis, 26 Mei 2022 - 08:38 WIB
KIEV - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba serangan Rusia di Donbas sama buruknya dengan yang dilihat orang-orang di film-film tentang Perang Dunia II.
Dia juga menyalahkan pemblokiran pengiriman biji-bijian Ukraina oleh Rusia, yang menurutnya akan memicu krisis pangan di seluruh dunia.
"Beberapa desa dan kota tidak ada lagi. Ini menghancurkan di luar sana," katanya pada konferensi pers selama Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2022 di Davos.
"Salah satu masalah utama yang saya diskusikan di sini di Davos adalah senjata. Rusia membanjiri kami dengan senjata yang mereka miliki," ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (26/5/2022).
"Selain itu, kami juga sudah membicarakan sanksi. Kami kesal untuk mengatakan bahwa enam dari sistem sanksi Uni Eropa tidak seimbang karena sistem veto de facto," katanya.
Menurutnya, alasan yang jelas mengapa dunia menghadapi krisis pangan adalah karena Rusia memblokir pengiriman makanan kami di pelabuhan.
Diplomat top Ukraina itu mengatakan dia lebih peduli tentang sanksi daripada senjata saat ini. Dia juga memperingatkan bahwa Eropa mungkin menghadapi perang jika Rusia tetap seperti sekarang ini.
Kuleba menambahkan bahwa dia belum mendengar adanya inisiatif yang diusulkan oleh Rusia untuk menciptakan koridor yang aman bagi pengiriman makanan yang tertahan di pelabuhan Ukraina.
Menurutnya, ini adalah masalah ketahanan pangan untuk seluruh dunia dan setiap jalur yang aman pertama-tama akan membutuhkan pembongkaran pelabuhan oleh Rusia sendiri.
Dia juga mengatakan tidak ada jaminan bahwa begitu jalur aman dibuat, Rusia tidak akan melanggar ketentuan jalur tersebut.
"Kepercayaan adalah masalah besar dengan Rusia. Ada banyak masalah keamanan yang terkait dengannya, tetapi kami siap untuk mempertimbangkan semua proposal karena kami tidak ingin bertanggung jawab atas krisis pangan di seluruh dunia. Tapi, pertanyaannya tetap apakah kita harus mempercayai Rusia," kata Kuleba.
Ditanya apakah dia percaya bahwa perang dapat berakhir melalui diplomasi, dia mengatakan semua perang berakhir melalui diplomasi tetapi niat Rusia menimbulkan pertanyaan ketika mereka telah meluncurkan serangan yang menghancurkan di kota Donbas.
Lebih lanjut, dia mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin yang menawarkan paspor Rusia kepada orang-orang di wilayah yang direbut pasukan Moskow. Menurutnya, hal seperti itu semestinya tidak dilakukan ketika seseorang tertarik untuk bernegosiasi.
Mengenai dukungan keuangan dari negara lain, dia mengatakan yang dibicarakan adalah bantuan keuangan mikro dan bukan pembiayaan biasa dan dia tidak tertarik untuk mengambil begitu saja uang pembayar pajak di negara-negara sahabat.
Dia juga menyalahkan pemblokiran pengiriman biji-bijian Ukraina oleh Rusia, yang menurutnya akan memicu krisis pangan di seluruh dunia.
"Beberapa desa dan kota tidak ada lagi. Ini menghancurkan di luar sana," katanya pada konferensi pers selama Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2022 di Davos.
"Salah satu masalah utama yang saya diskusikan di sini di Davos adalah senjata. Rusia membanjiri kami dengan senjata yang mereka miliki," ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (26/5/2022).
"Selain itu, kami juga sudah membicarakan sanksi. Kami kesal untuk mengatakan bahwa enam dari sistem sanksi Uni Eropa tidak seimbang karena sistem veto de facto," katanya.
Menurutnya, alasan yang jelas mengapa dunia menghadapi krisis pangan adalah karena Rusia memblokir pengiriman makanan kami di pelabuhan.
Diplomat top Ukraina itu mengatakan dia lebih peduli tentang sanksi daripada senjata saat ini. Dia juga memperingatkan bahwa Eropa mungkin menghadapi perang jika Rusia tetap seperti sekarang ini.
Kuleba menambahkan bahwa dia belum mendengar adanya inisiatif yang diusulkan oleh Rusia untuk menciptakan koridor yang aman bagi pengiriman makanan yang tertahan di pelabuhan Ukraina.
Menurutnya, ini adalah masalah ketahanan pangan untuk seluruh dunia dan setiap jalur yang aman pertama-tama akan membutuhkan pembongkaran pelabuhan oleh Rusia sendiri.
Dia juga mengatakan tidak ada jaminan bahwa begitu jalur aman dibuat, Rusia tidak akan melanggar ketentuan jalur tersebut.
"Kepercayaan adalah masalah besar dengan Rusia. Ada banyak masalah keamanan yang terkait dengannya, tetapi kami siap untuk mempertimbangkan semua proposal karena kami tidak ingin bertanggung jawab atas krisis pangan di seluruh dunia. Tapi, pertanyaannya tetap apakah kita harus mempercayai Rusia," kata Kuleba.
Ditanya apakah dia percaya bahwa perang dapat berakhir melalui diplomasi, dia mengatakan semua perang berakhir melalui diplomasi tetapi niat Rusia menimbulkan pertanyaan ketika mereka telah meluncurkan serangan yang menghancurkan di kota Donbas.
Lebih lanjut, dia mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin yang menawarkan paspor Rusia kepada orang-orang di wilayah yang direbut pasukan Moskow. Menurutnya, hal seperti itu semestinya tidak dilakukan ketika seseorang tertarik untuk bernegosiasi.
Mengenai dukungan keuangan dari negara lain, dia mengatakan yang dibicarakan adalah bantuan keuangan mikro dan bukan pembiayaan biasa dan dia tidak tertarik untuk mengambil begitu saja uang pembayar pajak di negara-negara sahabat.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda