Pentagon Bantah Punya Rencana Hancurkan Armada Laut Hitam Rusia

Minggu, 22 Mei 2022 - 23:50 WIB
Pentagon Bantah Punya Rencana Hancurkan Armada Laut Hitam Rusia. FOTO/Reuters
WASHINGTON - Pentagon membantah bahwa mereka sedang menyusun rencana untuk menghancurkan salah satu armada Angkatan Laut Rusia yang paling penting, -Armada Laut Htam - meskipun ada pernyataan tentang hal itu dari pemerintah Ukraina.

Anton Herashchenko, penasihat resmi Kementerian Dalam Negeri Ukraina, mentweet pada Kamis malam, “AS sedang mempersiapkan rencana untuk menghancurkan Armada Laut Hitam,” tulisnya. Langkah itu adalah upaya untuk memaksa akses ke pelabuhan strategis yang dimiliki Rusia.





"Saya dapat memberi tahu Anda dengan pasti bahwa itu tidak benar," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan Kamis (19/5/2022) sore ketika ditanya tentang klaim Ukraina, seperti dikutip dari US News.

Namun, Kirby tidak membantah laporan yang menyebutkan AS sedang mempertimbangkan untuk mengirim rudal anti-kapal khusus Harpoon dengan jangkauan 200 mil dalam pengiriman senjata masa depan ke Ukraina.

Beberapa kekhawatiran telah muncul tentang apakah pengiriman senjata khusus itu akan memicu tanggapan dari Rusia terhadap kapal AS atau kepentingan regional.



“Kami berbicara dengan Ukraina setiap hari,” tambah Kirby, mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah berbicara dengan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov sebelumnya pada hari Jumat. "Ketika kami memiliki keputusan, kami datang ke sini dan mengeluarkan siaran pers," lanjutnya.

Kontrol laut di lepas pantai Ukraina telah menjadi salah satu masalah paling terkenal yang dihadapi pejabat Barat yang mendukung pemerintah di Kiev melawan penjajah Rusia. Meskipun beberapa keberhasilan dalam beberapa pekan terakhir – terutama tenggelamnya kapal induk Rusia Mosvka – kapal perang yang setia kepada Moskow telah berhasil memberikan tekanan pada Ukraina.

“Mereka terus dapat, dari perspektif maritim, dapat memblokade pelabuhan utama Ukraina, seperti Odessa,” kata Kirby. “Masih belum ada yang masuk secara ekonomi,” lanjutnya.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More