Dua Paspampres Biden Mabuk dan Berkelahi di Korsel
Sabtu, 21 Mei 2022 - 07:46 WIB
SEOUL - Dua agen pasukan pengamanan presiden (paspampres) Amerika Serikat (AS) yang bertugas membantu mempersiapkan kunjungan Presiden Joe Biden ke Korea Selatan (Korsel) dipulangkan bahkan sebelum sang presiden tiba.
Musababnya, salah satu dari mereka ditangkap polisi setempat setelah mabuk dan terlibat perkelahian.
Kedua agen paspampres—di AS disebut Secret Service—dilaporkan bar-hopping di Seoul saat tidak bertugas pada Kamis dini hari. Pada saat itulah, salah satu dari mereka menyerang seorang sopir taksi di luar hotel Grand Hyatt, tempat Biden akan menginap.
Polisi Korea Selatan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa salah satu agen ditangkap, tetapi seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan dia hanya diselidiki.
"Secret Service mengetahui insiden di luar tugas yang melibatkan dua karyawan yang mungkin merupakan potensi pelanggaran kebijakan," kata juru bicara agensi Anthony Guglielmi dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Sabtu (21/5/2022).
“Orang-orang tersebut akan segera dikembalikan ke pos tugas mereka dan ditempatkan pada cuti administratif. Tidak ada dampak pada perjalanan [Presiden Biden] yang akan berlangsung.”
Menurut laporan media setempat, seorang tamu di hotel menelepon polisi untuk melaporkan perkelahian itu. Kedua pria, yang diidentifikasi hanya sebagai agen khusus dan spesialis keamanan, adalah bagian dari tim pendahulu Biden.
Mereka dilaporkan dipulangkan pada hari Jumat, tak lama sebelum kedatangan presiden AS di Seoul untuk memulai perjalanan lima hari ke Asia.
Laporan media tidak memberikan indikasi bagaimana perkelahian dengan sopir taksi dimulai. CBS News melaporkan bahwa Secret Service akan menyelidiki apakah kedua agen itu mabuk pada saat kejadian, ketimbang menyelidiki dugaan penyerangan tersebut.
“Kami memiliki protokol dan kebijakan yang sangat ketat untuk semua karyawan, dan kami menjunjung tinggi standar profesional tertinggi,” kata Guglielmi.
“Mengingat ini adalah masalah personel administrasi yang aktif, kami tidak dalam posisi untuk berkomentar lebih lanjut.”
Ini bukan skandal pertama yang melibatkan Secret Service, yang bertanggung jawab untuk melindungi para pemimpin AS saat ini dan mantan serta keluarga mereka.
Pada tahun 2014, tiga agen yang membantu mempersiapkan kunjungan Presiden Barack Obama ke Amsterdam dikirim kembali ke AS setelah pesta minuman pada malam hari. Salah satu agen ditemukan pingsan di lorong hotelnya.
Pada tahun 2012, sebanyak 11 agen Secret Service dipulangkan dari Kolombia karena dugaan pelanggaran, termasuk pesta hingga mabuk dan meminta pelacur. Para agen tersebut ditugaskan untuk memastikan keamanan Obama di KTT Amerika yang berlangsung di Cartagena.
Insiden itu terungkap ketika salah satu pekerja seks menolak meninggalkan kamar hotel agen, setelah perselisihan tentang pembayaran untuk layanannya.
Musababnya, salah satu dari mereka ditangkap polisi setempat setelah mabuk dan terlibat perkelahian.
Kedua agen paspampres—di AS disebut Secret Service—dilaporkan bar-hopping di Seoul saat tidak bertugas pada Kamis dini hari. Pada saat itulah, salah satu dari mereka menyerang seorang sopir taksi di luar hotel Grand Hyatt, tempat Biden akan menginap.
Polisi Korea Selatan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa salah satu agen ditangkap, tetapi seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan dia hanya diselidiki.
"Secret Service mengetahui insiden di luar tugas yang melibatkan dua karyawan yang mungkin merupakan potensi pelanggaran kebijakan," kata juru bicara agensi Anthony Guglielmi dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Sabtu (21/5/2022).
“Orang-orang tersebut akan segera dikembalikan ke pos tugas mereka dan ditempatkan pada cuti administratif. Tidak ada dampak pada perjalanan [Presiden Biden] yang akan berlangsung.”
Menurut laporan media setempat, seorang tamu di hotel menelepon polisi untuk melaporkan perkelahian itu. Kedua pria, yang diidentifikasi hanya sebagai agen khusus dan spesialis keamanan, adalah bagian dari tim pendahulu Biden.
Mereka dilaporkan dipulangkan pada hari Jumat, tak lama sebelum kedatangan presiden AS di Seoul untuk memulai perjalanan lima hari ke Asia.
Laporan media tidak memberikan indikasi bagaimana perkelahian dengan sopir taksi dimulai. CBS News melaporkan bahwa Secret Service akan menyelidiki apakah kedua agen itu mabuk pada saat kejadian, ketimbang menyelidiki dugaan penyerangan tersebut.
“Kami memiliki protokol dan kebijakan yang sangat ketat untuk semua karyawan, dan kami menjunjung tinggi standar profesional tertinggi,” kata Guglielmi.
“Mengingat ini adalah masalah personel administrasi yang aktif, kami tidak dalam posisi untuk berkomentar lebih lanjut.”
Ini bukan skandal pertama yang melibatkan Secret Service, yang bertanggung jawab untuk melindungi para pemimpin AS saat ini dan mantan serta keluarga mereka.
Pada tahun 2014, tiga agen yang membantu mempersiapkan kunjungan Presiden Barack Obama ke Amsterdam dikirim kembali ke AS setelah pesta minuman pada malam hari. Salah satu agen ditemukan pingsan di lorong hotelnya.
Pada tahun 2012, sebanyak 11 agen Secret Service dipulangkan dari Kolombia karena dugaan pelanggaran, termasuk pesta hingga mabuk dan meminta pelacur. Para agen tersebut ditugaskan untuk memastikan keamanan Obama di KTT Amerika yang berlangsung di Cartagena.
Insiden itu terungkap ketika salah satu pekerja seks menolak meninggalkan kamar hotel agen, setelah perselisihan tentang pembayaran untuk layanannya.
(min)
tulis komentar anda