Sebut Partai Demokrat Pemecah Belah, Elon Musk 'Membelot' ke Partai Republik
Kamis, 19 Mei 2022 - 05:44 WIB
WASHINGTON - CEO Tesla , Elon Musk , mengatakan akan memilih Partai Republik pada pemilu Amerika Serikat (AS) mendatang meski di masa lalu ia adalah pendukung Partai Demokrat.
“Dulu saya memilih Demokrat, karena mereka (umunya) adalah partai yang baik. Tapi mereka telah menjadi partai pemecah belah dan kebencian, jadi saya tidak bisa lagi mendukung mereka dan akan memilih Partai Republik," cuitnya.
“Sekarang, saksikan kampanye trik kotor mereka terhadap saya terungkap,” kata Musk, orang terkaya di dunia, yang telah setuju untuk membeli Twitter seperti dikutip dari US News, Kamis (19/5/2022).
Miliarder berusia 50 tahun itu baru-baru ini mengatakan dia akan mencabut larangan Twitter terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, seorang Republikan, ketika dia membeli platform media sosial. Dia juga mengatakan Twitter berhaluan kiri jauh karena bermarkas di California, negara bagian yang dikenal dengan politik progresifnya.
Musk telah menjadi kritikus vokal dari pemerintahan Biden dan Demokrat atas proposal mereka untuk menari pajak dari para miliarder dan memberikan lebih banyak insentif pajak untuk kendaraan listrik buatan serikat pekerja. Tesla sendiri tidak memiliki serikat pekerja di pabriknya di AS.
Tahun lalu, Tesla, yang menganggap California sebagai pasar terbesarnya di Amerika Serikat, memindahkan kantor pusatnya dari California ke Texas yang lebih konservatif secara politik.
Musk juga memindahkan kediaman pribadinya dari California ke Texas, di mana tidak ada pajak penghasilan negara bagian. Dia telah menjual saham Tesla senilai sekitar USD25 miliar sejak tahun lalu untuk membayar pajak dan membiayai akuisisi Twitter yang diusulkannya. Analis mengatakan penjualan membantunya menguangkan reli saham Tesla dan mendiversifikasi kekayaannya.
“Dulu saya memilih Demokrat, karena mereka (umunya) adalah partai yang baik. Tapi mereka telah menjadi partai pemecah belah dan kebencian, jadi saya tidak bisa lagi mendukung mereka dan akan memilih Partai Republik," cuitnya.
“Sekarang, saksikan kampanye trik kotor mereka terhadap saya terungkap,” kata Musk, orang terkaya di dunia, yang telah setuju untuk membeli Twitter seperti dikutip dari US News, Kamis (19/5/2022).
Miliarder berusia 50 tahun itu baru-baru ini mengatakan dia akan mencabut larangan Twitter terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, seorang Republikan, ketika dia membeli platform media sosial. Dia juga mengatakan Twitter berhaluan kiri jauh karena bermarkas di California, negara bagian yang dikenal dengan politik progresifnya.
Musk telah menjadi kritikus vokal dari pemerintahan Biden dan Demokrat atas proposal mereka untuk menari pajak dari para miliarder dan memberikan lebih banyak insentif pajak untuk kendaraan listrik buatan serikat pekerja. Tesla sendiri tidak memiliki serikat pekerja di pabriknya di AS.
Tahun lalu, Tesla, yang menganggap California sebagai pasar terbesarnya di Amerika Serikat, memindahkan kantor pusatnya dari California ke Texas yang lebih konservatif secara politik.
Musk juga memindahkan kediaman pribadinya dari California ke Texas, di mana tidak ada pajak penghasilan negara bagian. Dia telah menjual saham Tesla senilai sekitar USD25 miliar sejak tahun lalu untuk membayar pajak dan membiayai akuisisi Twitter yang diusulkannya. Analis mengatakan penjualan membantunya menguangkan reli saham Tesla dan mendiversifikasi kekayaannya.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda