Ukraina Akan Gelar Pengadilan Kejahatan Perang Terhadap Tentara Rusia

Kamis, 12 Mei 2022 - 20:48 WIB
Ukraina akan gelar pengadilan kejahatan perang terhadap tentara Rusia. Foto/Ilustrasi
KIEV - Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengungkapkan rencana untuk menggelar pengadilan kejahatan perang pertama terhadap seorang tentara Rusia yang berhasil ditangkap.

Venediktova mengatakan kantornya mendakwa Sersan. Vadin Shyshimarin (21) dalam pembunuhan seorang warga sipil tak bersenjata berusia 62 tahun yang ditembak mati saat mengendarai sepeda pada Februari, empat hari setelah perang.

Shyshimarin, yang bertugas dengan unit tank, dituduh menembak melalui jendela mobil ke pria itu di desa timur laut Chupakhivka. Venediktova mengatakan tentara itu bisa mendapatkan hingga 15 tahun penjara. Dia tidak mengatakan kapan persidangan akan dimulai.





Kantor Venediktova mengatakan telah menyelidiki lebih dari 10.700 dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia dan telah mengidentifikasi lebih dari 600 tersangka.

Banyak dari dugaan kekejaman terungkap bulan lalu setelah pasukan Moskow membatalkan upaya mereka untuk merebut Kiev dan menarik diri dari sekitar Ibu Kota Ukraina itu, memperlihatkan kuburan massal dan jalan-jalan dan halaman yang dipenuhi mayat di kota-kota seperti Bucha. Penduduk sekitar menceritakan tentang pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan, penyiksaan dan mutilasi.

Volodymyr Yavorskyy dari Pusat Kebebasan Sipil mengatakan kelompok hak asasi manusia Ukraina akan mengikuti persidangan Shyshimarin untuk melihat apakah itu berjalan dengan adil.

“Sangat sulit untuk mematuhi semua aturan, norma, dan netralitas proses pengadilan di masa perang,” katanya seperti dikutip dari AP, Kamis (12/5/2022).



Rusia menginvasi negara tetangganya itu pada 24 Februari lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena AS menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Putin menyebut perang itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat, yang dia tuduh mengancam Rusia dengan ikut campur "di halaman belakangnya" melalui perluasan NATO ke arah timur.

Sedangkan Ukraina mengatakan sedang memerangi perampasan tanah gaya kekaisaran dan bahwa klaim genosida Putin adalah omong kosong. Kiev mengatakan invasi Putin hanya memperkuat keinginan rakyat Ukraina untuk berpaling ke barat dari orbit Rusia.

Invasi Rusia telah memicu eksodus hampir 6 juta warga sipil, banyak dari mereka menanggung penyiksaan, kekerasan seksual dan penghancuran tanpa pandang bulu.



(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More