Warga Super Kaya AS Berburu Paspor Emas di Negara Lain, Ini Alasannya
Selasa, 10 Mei 2022 - 12:25 WIB
WASHINGTON - Perusahaan keuangan melaporkan jumlah warga super kaya Amerika Serikat (AS) yang ingin membeli kewarganegaraan di negara lain meningkat tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
Penyebabnya diduga sebagai kemungkinan “pelarian” di tengah anjloknya kepercayaan pada kemampuan otoritas AS untuk mengelola ekonomi.
Jumlah warga Amerika yang sangat kaya yang membeli "paspor emas" dari negara lain telah melonjak sejak 2019, menurut perusahaan “migrasi investasi” yang dilaporkan mengalami peningkatan 300% atau lebih pada individu yang ingin membangun kewarganegaraan sekunder di luar negeri.
Untuk label harga yang berkisar dari USD100.000 hingga USD9,5 juta (tergantung negaranya), semakin banyak pengusaha teknologi, selebritas, dan individu yang sangat kaya lainnya menggunakan apa yang disebut program “Citizenship by Investment” (CIP) untuk memastikan kemungkinan jalur keluar dari AS jika situasi domestik terus memburuk.
Jajak pendapat yang diterbitkan 2 Mei menunjukkan hanya 40% pemilih AS yang memiliki keyakinan dalam penanganan urusan ekonomi oleh Presiden AS Joe Biden.
Angka 40% merupakan tingkat kepercayaan terendah yang diterima seorang presiden sejak George W Bush pada 2008.
Penyebabnya diduga sebagai kemungkinan “pelarian” di tengah anjloknya kepercayaan pada kemampuan otoritas AS untuk mengelola ekonomi.
Jumlah warga Amerika yang sangat kaya yang membeli "paspor emas" dari negara lain telah melonjak sejak 2019, menurut perusahaan “migrasi investasi” yang dilaporkan mengalami peningkatan 300% atau lebih pada individu yang ingin membangun kewarganegaraan sekunder di luar negeri.
Untuk label harga yang berkisar dari USD100.000 hingga USD9,5 juta (tergantung negaranya), semakin banyak pengusaha teknologi, selebritas, dan individu yang sangat kaya lainnya menggunakan apa yang disebut program “Citizenship by Investment” (CIP) untuk memastikan kemungkinan jalur keluar dari AS jika situasi domestik terus memburuk.
Jajak pendapat yang diterbitkan 2 Mei menunjukkan hanya 40% pemilih AS yang memiliki keyakinan dalam penanganan urusan ekonomi oleh Presiden AS Joe Biden.
Angka 40% merupakan tingkat kepercayaan terendah yang diterima seorang presiden sejak George W Bush pada 2008.
tulis komentar anda