Komandan Ukraina: Kiev Berbohong pada Pasukannya yang Dikepung Rusia
Senin, 09 Mei 2022 - 22:01 WIB
Dia ditangkap saat bersembunyi di ladang bersama dengan sejumlah anak buahnya, beberapa kilometer di utara Mariupol.
Komandan marinir itu sekarang mengatakan pemerintah Ukraina berbohong kepada dia dan pasukannya agar mereka tetap berperang melawan Rusia.
“Kiev mengatakan kepada kami untuk bertahan, (mengatakan) bahwa unit yang akan mengakhiri blokade akan datang, mereka akan segera berada di sini,” ujar Baranyuk kepada RT.
Janji itu dibuat meskipun penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich, secara terbuka mengakui dalam wawancara bahwa Kiev “tidak akan dapat menyelamatkan” pasukannya di Mariupol.
“Kami dijanjikan bantuan tertentu. Secara alami, bantuan ini tidak datang. Dan ini mendorong kami untuk keluar,” ujar sang kolonel, menjelaskan keputusannya untuk melarikan diri.
“Itu menyakitkan bagi pasukan ketika mereka menyadari bahwa mereka telah ditinggalkan untuk mati, tetapi semua orang, termasuk saya, memahaminya,” papar Baranyuk.
Mariupol telah menyaksikan pertempuran terberat selama konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Kota yang mengalami kehancuran besar itu sekarang hampir seluruhnya dikendalikan pasukan Rusia, dengan pabrik baja Azovstal tetap menjadi kantong terakhir perlawanan Ukraina.
Prajurit dan pejuang nasionalis Kiev dari Batalyon Azov yang terkenal kejam, yang bersembunyi di kompleks pabrik besar itu, telah diberi banyak kesempatan untuk meletakkan senjata mereka oleh Rusia, tetapi mereka menolak semuanya.
Moskow telah mengatakan mereka yang berada di dalam pabrik ingin menyerah, tetapi tidak dapat melakukannya karena keengganan Kiev memberikan perintah yang relevan.
Komandan marinir itu sekarang mengatakan pemerintah Ukraina berbohong kepada dia dan pasukannya agar mereka tetap berperang melawan Rusia.
“Kiev mengatakan kepada kami untuk bertahan, (mengatakan) bahwa unit yang akan mengakhiri blokade akan datang, mereka akan segera berada di sini,” ujar Baranyuk kepada RT.
Janji itu dibuat meskipun penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich, secara terbuka mengakui dalam wawancara bahwa Kiev “tidak akan dapat menyelamatkan” pasukannya di Mariupol.
“Kami dijanjikan bantuan tertentu. Secara alami, bantuan ini tidak datang. Dan ini mendorong kami untuk keluar,” ujar sang kolonel, menjelaskan keputusannya untuk melarikan diri.
“Itu menyakitkan bagi pasukan ketika mereka menyadari bahwa mereka telah ditinggalkan untuk mati, tetapi semua orang, termasuk saya, memahaminya,” papar Baranyuk.
Mariupol telah menyaksikan pertempuran terberat selama konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Kota yang mengalami kehancuran besar itu sekarang hampir seluruhnya dikendalikan pasukan Rusia, dengan pabrik baja Azovstal tetap menjadi kantong terakhir perlawanan Ukraina.
Prajurit dan pejuang nasionalis Kiev dari Batalyon Azov yang terkenal kejam, yang bersembunyi di kompleks pabrik besar itu, telah diberi banyak kesempatan untuk meletakkan senjata mereka oleh Rusia, tetapi mereka menolak semuanya.
Moskow telah mengatakan mereka yang berada di dalam pabrik ingin menyerah, tetapi tidak dapat melakukannya karena keengganan Kiev memberikan perintah yang relevan.
tulis komentar anda