Korut Sebut Presiden Baru Korsel Konfrontatif, Menterinya Penjilat AS

Kamis, 05 Mei 2022 - 15:07 WIB
Presiden baru Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol. Foto/Korean Herald
SEOUL - Sebuah situs propaganda Korea Utara (Korut) pada Kamis (5/5/2022) mengecam presiden baru Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol, yang telah bersumpah untuk mengambil garis yang lebih keras terhadap tes senjata oleh Pyongyang, menggambarkannya sebagai "pro-Amerika Serikat" dan "konfrontatif".

Media pemerintah Korut belum memberikan komentar resmi tentang Yoon, seorang konservatif yang akan menjabat pada 10 Mei, tetapi situs web Uriminzokkiri mengeluarkan kritik pedas menjelang pelantikannya.

"Yoon Suk-yeol telah menimbulkan kejutan dengan pernyataan tidak masuk akal seperti 'serangan pencegahan' dan 'musuh utama', serta menimbulkan kegilaan konfrontatif yang meneriakkan 'aliansi Korea Selatan-AS yang lebih kuat,'" katanya seperti dikutip dari South China Morning Post.





Itu mengacu pada komentar Yoon bahwa dia akan mengizinkan serangan pendahuluan terhadap Korut jika tanda-tanda serangan sudah dekat, dan deskripsinya tentang negara tetangga sebagai "musuh utama".

Deskripsi seperti itu sebelumnya telah dijauhi oleh Presiden progresif Korsel Moon Jae-in, yang justru berusaha untuk meningkatkan hubungan kedua negara tetangga itu.

Pernyataan situs propaganda tersebut menyimpang dari praktik masa lalu.S Situs ini memilih bungkam ketika media pemerintah Korut memberitakan berita tentang uji coba rudal tentang uji coba senjata pada hari Rabu kemarin.

Situs propaganda tersebut mengkritik Yoon dan mengarahkan bidikannya kepada menteri pertahanan Korsel, menteri urusan luar negeri dan portofolio unifikasi sebagai "penjilat pro-AS" yang telah mencari konfrontasi saat bertugas di pemerintahan konservatif sebelumnya.



“Tidak ada yang aneh baginya untuk mencalonkan penjilat pro-AS yang mencari konfrontasi dengan orang yang sama,” tambahnya.

Pada hari Rabu, militer Korsel melaporkan uji coba senjata ke-14 yang diketahui dari Korut pada tahun ini. Menurut para analis uji coba itu dapat bertujuan untuk menguji teknologi satelit pengintaiannya.

Pada bulan Maret lalu, Seoul mengatakan rudal balistik antarbenua (ICBM) Pyongyang meledak di udara segera setelah lepas landas. Media pemerintah Korut sendiri tidak menyebutkannya pada saat itu, tetapi peluncuran ICBM lainnya, yang mungkin berhasil, terjadi beberapa hari kemudian.

“Korea Utara mungkin tidak mengumumkan tes yang gagal, tetapi terlalu dini untuk mengatakan itu masalahnya, dan peluncuran terbaru tampaknya cukup berhasil karena menunjukkan beberapa kemajuan,” kata Park Won-gon, seorang profesor studi Korea Utara di Ewha Womans University di Seoul.



(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More