TV Pemerintah Rusia Siarkan Simulasi Nuklir Bawah Laut Lenyapkan Inggris dari Peta

Selasa, 03 Mei 2022 - 11:41 WIB
“Mengapa mereka mengancam Rusia yang luas dengan senjata nuklir sementara mereka hanya sebuah pulau kecil? Pulau ini sangat kecil sehingga satu rudal Sarmat cukup untuk menenggelamkannya sekali dan untuk selamanya," ujarnya, merujuk pada rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat atau rudal Setan II yang bisa membawa 15 hulu ledak nuklir dalam sekali tembak.

"Rudal Rusia Sarmat [alias Setan-2], dunia yang paling kuat...mampu...menghancurkan area seukuran Texas atau Inggris. Satu peluncuran, Boris, dan tidak ada Inggris lagi," paparnya.

Kiselyov menambahkan: “Pilihan lain untuk menjerumuskan Inggris ke kedalaman laut adalah drone robot bawah laut Rusia, Poseidon."

“Ini mendekati target pada kedalaman satu kilometer dengan kecepatan 200 kilometer per jam [125 mph]. Tidak ada cara untuk menghentikan drone bawah air ini. Ia memiliki hulu ledak dengan kapasitas hingga 100 megaton," paparnya.

“Ledakan torpedo termonuklir yang dekat dengan pantai Inggris ini akan menimbulkan gelombang raksasa, tsunami, setinggi 500 meter," imbuh dia.

"Gelombang pasang ini juga merupakan pembawa radiasi dosis sangat tinggi. Bergelombang di Inggris, itu akan mengubah apa yang mungkin tersisa dari mereka menjadi gurun radioaktif. Tidak dapat digunakan secara permanen untuk apa pun," sambung Kiselyov.

“Bagaimana Anda menyukai prospek ini? Dan Putin memperingatkan tentang hal ini, pada 24 Februari [jika ada yang mengganggu operasi militer khususnya].”

Senjata Poseidon telah dikembangkan selama beberapa tahun sekarang, dengan Putin mengklaim pada 2019 bahwa "pekerjaan berjalan sesuai rencana".

Dmitry Rogozin, Kepala Roscosmos—badan antariksa Rusia—juga menggemakan ancaman nuklir, dengan menyatakan: “Boris, jika 'Sarmat' digunakan, tidak seorang pun dari Anda akan 'berkonsultasi satu sama lain'."

"Dan tidak akan ada yang menata rambut Anda, Tuan Perdana Menteri," ujarnya, yang dilansir LAD Bible, Selasa (3/5/2022).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More