Rusia: Krisis Ukraina akibat Tujuan Kebijakan Amerika Serikat
Minggu, 01 Mei 2022 - 01:01 WIB
Dia menambahkan Moskow tidak punya pilihan selain meluncurkan operasi militernya untuk melindungi rakyat Donbass, menyusul permintaan dari para pemimpin dua republik yang telah diakui Rusia.
“Rusia tertarik pada Ukraina yang damai, bebas, netral, makmur dan bersahabat," papar Lavrov.
Dia menjelaskan, “Moskow ingin memulihkan hubungan budaya, ekonomi dan keluarga selama berabad-abad antara Rusia dan Ukraina."
Dia juga mengatakan delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan diskusi video setiap hari tentang kemungkinan kesepakatan damai.
Menurut Lavrov, dokumen tersebut harus mencakup ketentuan tentang "status netral, bebas nuklir, non-blok, dan demiliterisasi" Ukraina serta jaminan keamanan Ukraina.
Namun, Lavrov mengklaim kebijakan Barat yang berupa "hasutan" menghambat proses perdamaian.
“Mereka (AS dan sekutunya) secara de facto mendorong Kiev untuk memerangi (Rusia) sampai ke titik terakhir dengan memompa (Ukraina) penuh senjata dan mengirim tentara bayaran mereka ke wilayahnya,” ungkap dia.
“Jika AS dan NATO memang tertarik menyelesaikan krisis di Ukraina, mereka akan mengerti bahwa rakyat Ukraina tidak membutuhkan Stinger atau Javelin seperti bantuan kemanusiaan,” papar Lavrov.
Menurut dia, Rusia telah mengirimkan “sekitar 15.000 ton bantuan kemanusiaan” ke Republik Donbass, serta ke wilayah Ukraina yang telah direbut pasukannya setelah dimulainya operasi.
“Sekitar 2,8 juta orang, termasuk 16.000 warga asing, telah meminta Rusia mengevakuasi mereka dari zona perang,” ungkap dia.
“Rusia tertarik pada Ukraina yang damai, bebas, netral, makmur dan bersahabat," papar Lavrov.
Dia menjelaskan, “Moskow ingin memulihkan hubungan budaya, ekonomi dan keluarga selama berabad-abad antara Rusia dan Ukraina."
Dia juga mengatakan delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan diskusi video setiap hari tentang kemungkinan kesepakatan damai.
Menurut Lavrov, dokumen tersebut harus mencakup ketentuan tentang "status netral, bebas nuklir, non-blok, dan demiliterisasi" Ukraina serta jaminan keamanan Ukraina.
Namun, Lavrov mengklaim kebijakan Barat yang berupa "hasutan" menghambat proses perdamaian.
“Mereka (AS dan sekutunya) secara de facto mendorong Kiev untuk memerangi (Rusia) sampai ke titik terakhir dengan memompa (Ukraina) penuh senjata dan mengirim tentara bayaran mereka ke wilayahnya,” ungkap dia.
“Jika AS dan NATO memang tertarik menyelesaikan krisis di Ukraina, mereka akan mengerti bahwa rakyat Ukraina tidak membutuhkan Stinger atau Javelin seperti bantuan kemanusiaan,” papar Lavrov.
Menurut dia, Rusia telah mengirimkan “sekitar 15.000 ton bantuan kemanusiaan” ke Republik Donbass, serta ke wilayah Ukraina yang telah direbut pasukannya setelah dimulainya operasi.
“Sekitar 2,8 juta orang, termasuk 16.000 warga asing, telah meminta Rusia mengevakuasi mereka dari zona perang,” ungkap dia.
tulis komentar anda