Komandan Chechnya Sebut Kadyrov Pengkhianat yang Dibeli Putin
Kamis, 28 April 2022 - 21:03 WIB
“Semua sukarelawan yang berjuang bersama Ukraina harus melalui pemeriksaan izin keamanan oleh Badan Intelijen Ukraina," lanjut Mansur.
“Banyak yang mencoba menyusup ke barisan kami, terutama mereka yang berafiliasi dengan Rusia, di samping beberapa anak buah Kadyrov, dan yang lainnya dari organisasi yang berbeda,” ungkapnya.
Sementara komandan tidak secara eksplisit mengungkapkan pendapatnya tentang al-Qaeda atau ISIS, ia mengesampingkan dugaan hubungan antara batalionnya dan ISIS.
Mansur mengatakan bahwa dia mengenal orang-orang yang berperang melawan Rusia di Suriah, kemudian kembali ke keluarga mereka di Chechnya.
“Ketika perang saudara pecah di Suriah pada 2011, banyak dari seluruh dunia secara sukarela berperang di sana. Saat itu, tidak ada al-Qaeda atau ISIS, karena semua pejuang bersatu melawan Presiden (Bashar) al-Asad, tetapi dalam satu atau dua tahun, mereka mulai berpisah dan ISIS terbentuk,” jelasnya.
Dia mengatakan bahwa pada awal perang di Suriah, mereka meminta mereka untuk tidak pergi ke sana dan berperang karena mereka sudah berurusan dengan perang mereka sendiri.
“Mereka memilih jalan mereka, dan kami memilih jalan kami,” ucapnya.
“Beberapa dari para pejuang itu tersebar ke negara lain, seperti Turki, Georgia, Azerbaijan, dan itu adalah akhir dari kisah mereka. (Tapi) saat ini, kami memiliki misi besar untuk dipenuhi, dan kami tidak punya waktu untuk dihabiskan untuk masalah lain yang sekunder dari perang saat ini,” tuturnya.
Komandan Chechnya itu mengharapkan perang di Ukraina menjadi jangka panjang.
“Banyak yang mencoba menyusup ke barisan kami, terutama mereka yang berafiliasi dengan Rusia, di samping beberapa anak buah Kadyrov, dan yang lainnya dari organisasi yang berbeda,” ungkapnya.
Sementara komandan tidak secara eksplisit mengungkapkan pendapatnya tentang al-Qaeda atau ISIS, ia mengesampingkan dugaan hubungan antara batalionnya dan ISIS.
Mansur mengatakan bahwa dia mengenal orang-orang yang berperang melawan Rusia di Suriah, kemudian kembali ke keluarga mereka di Chechnya.
“Ketika perang saudara pecah di Suriah pada 2011, banyak dari seluruh dunia secara sukarela berperang di sana. Saat itu, tidak ada al-Qaeda atau ISIS, karena semua pejuang bersatu melawan Presiden (Bashar) al-Asad, tetapi dalam satu atau dua tahun, mereka mulai berpisah dan ISIS terbentuk,” jelasnya.
Dia mengatakan bahwa pada awal perang di Suriah, mereka meminta mereka untuk tidak pergi ke sana dan berperang karena mereka sudah berurusan dengan perang mereka sendiri.
“Mereka memilih jalan mereka, dan kami memilih jalan kami,” ucapnya.
“Beberapa dari para pejuang itu tersebar ke negara lain, seperti Turki, Georgia, Azerbaijan, dan itu adalah akhir dari kisah mereka. (Tapi) saat ini, kami memiliki misi besar untuk dipenuhi, dan kami tidak punya waktu untuk dihabiskan untuk masalah lain yang sekunder dari perang saat ini,” tuturnya.
Komandan Chechnya itu mengharapkan perang di Ukraina menjadi jangka panjang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda