Kim Jong-un Bersumpah Tingkatkan Persenjataan Nuklir Korut
Selasa, 26 April 2022 - 15:39 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) akan dengan cepat mempercepat pengembangan persenjataan nuklirnya. Hal itu dikatakan langsung oleh Pemimpin Korut, Kim Jong-un , saat menghadiri parade militer besar-besaran yang memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terkuat negara itu, seperti dilaporkan media pemerintah Korut.
Meskipun dihantam oleh sanksi, namun di bawah Kim Jong-un, Korut telah menggandakan upaya modernisasi militernyanya serta melakukan uji coba senjata terlarang tahun ini sementara mengabaikan tawaran dialog Amerika Serikat (AS). Ini membuat para analis memperingatkan kemungkinan dimulainya kembali uji coba nuklir.
Mengenakan seragam militer warna putih yang dihias dengan brokat emas, Kim Jong-un menyaksikan tank, peluncur roket dan ICBM terbesarnya diarak melalui Pyongyang pada Senin malam untuk peringatan berdirinya angkatan bersenjata negara itu.
Kim Jong-un bersumpah untuk memperkuat dan mengembangkan kemampuan nuklir negaranya dengan kecepatan tercepat, menurut transkrip pidatonya yang diterbitkan oleh kantor resmi Korut, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Perundingan berulang yang bertujuan meyakinkan Kim Jong-un untuk menghentikan program senjata nuklirnya tidak membuahkan hasil, dan dia memperingatkan pada hari Senin bahwa dia dapat menggunakan senjata atomnya jika "kepentingan mendasar" Korut terancam.
"Misi dasar kekuatan nuklir kami adalah untuk mencegah perang, tetapi senjata nuklir kami tidak dapat terikat hanya pada satu misi," katanya, menurut transkrip KCNA seperti dikutip dari France24, Selasa (26/4/2022).
Korut telah menghentikan uji coba nuklir dan rudal jarak jauhnya sementara Kim Jong-un bertemu dengan presiden AS saat itu Donald Trump untuk pertarungan diplomasi yang gagal pada 2019 lalu.
Bulan lalu Pyongyang menguji coba ICBM jarak penuh untuk pertama kalinya sejak 2017, dan citra satelit menunjukkan tanda-tanda aktivitas di lokasi uji coba nuklir, yang konon dihancurkan pada 2018 menjelang pertemuan pertama Trump-Kim Jong-un.
Para analis mengatakan pesan Kim Jong-un tentang tujuan senjata nuklirnya bisa menjadi tanggapan terhadap Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel) yang konservatif dan hawkish, Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada 10 Mei.
"Perlu dicatat bahwa Kim sekarang berbicara lebih spesifik tentang tujuan senjata nuklirnya," kata Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara.
"Presiden terpilih Korea Selatan Yoon telah mengancam serangan pendahuluan di Pyongyang jika diperlukan, dan Kim tampaknya secara tidak langsung mengatakan bahwa dia mungkin harus menanggapi dengan taktik nuklir jika Yoon memang melanjutkan," imbuhnya.
Cheong Seong-chang, seorang peneliti senior di Institut Sejong swasta, mengatakan kepada AFP Kim Jong-un bisa saja mengirim kode dengan mengenakan seragam putihnya dengan bintang marshal -- pangkat militer tertinggi Korut.
"Ini melambangkan sikapnya yang sangat kuat terhadap pemerintahan Yoon Suk-yeol yang akan datang, yang telah mengidentifikasi Korea Utara sebagai musuhnya dan mengatakan pihaknya berencana untuk mengembangkan kemampuan untuk meluncurkan serangan pencegahan," terangnya.
Meskipun dihantam oleh sanksi, namun di bawah Kim Jong-un, Korut telah menggandakan upaya modernisasi militernyanya serta melakukan uji coba senjata terlarang tahun ini sementara mengabaikan tawaran dialog Amerika Serikat (AS). Ini membuat para analis memperingatkan kemungkinan dimulainya kembali uji coba nuklir.
Mengenakan seragam militer warna putih yang dihias dengan brokat emas, Kim Jong-un menyaksikan tank, peluncur roket dan ICBM terbesarnya diarak melalui Pyongyang pada Senin malam untuk peringatan berdirinya angkatan bersenjata negara itu.
Kim Jong-un bersumpah untuk memperkuat dan mengembangkan kemampuan nuklir negaranya dengan kecepatan tercepat, menurut transkrip pidatonya yang diterbitkan oleh kantor resmi Korut, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Perundingan berulang yang bertujuan meyakinkan Kim Jong-un untuk menghentikan program senjata nuklirnya tidak membuahkan hasil, dan dia memperingatkan pada hari Senin bahwa dia dapat menggunakan senjata atomnya jika "kepentingan mendasar" Korut terancam.
"Misi dasar kekuatan nuklir kami adalah untuk mencegah perang, tetapi senjata nuklir kami tidak dapat terikat hanya pada satu misi," katanya, menurut transkrip KCNA seperti dikutip dari France24, Selasa (26/4/2022).
Korut telah menghentikan uji coba nuklir dan rudal jarak jauhnya sementara Kim Jong-un bertemu dengan presiden AS saat itu Donald Trump untuk pertarungan diplomasi yang gagal pada 2019 lalu.
Bulan lalu Pyongyang menguji coba ICBM jarak penuh untuk pertama kalinya sejak 2017, dan citra satelit menunjukkan tanda-tanda aktivitas di lokasi uji coba nuklir, yang konon dihancurkan pada 2018 menjelang pertemuan pertama Trump-Kim Jong-un.
Para analis mengatakan pesan Kim Jong-un tentang tujuan senjata nuklirnya bisa menjadi tanggapan terhadap Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel) yang konservatif dan hawkish, Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada 10 Mei.
"Perlu dicatat bahwa Kim sekarang berbicara lebih spesifik tentang tujuan senjata nuklirnya," kata Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara.
"Presiden terpilih Korea Selatan Yoon telah mengancam serangan pendahuluan di Pyongyang jika diperlukan, dan Kim tampaknya secara tidak langsung mengatakan bahwa dia mungkin harus menanggapi dengan taktik nuklir jika Yoon memang melanjutkan," imbuhnya.
Cheong Seong-chang, seorang peneliti senior di Institut Sejong swasta, mengatakan kepada AFP Kim Jong-un bisa saja mengirim kode dengan mengenakan seragam putihnya dengan bintang marshal -- pangkat militer tertinggi Korut.
"Ini melambangkan sikapnya yang sangat kuat terhadap pemerintahan Yoon Suk-yeol yang akan datang, yang telah mengidentifikasi Korea Utara sebagai musuhnya dan mengatakan pihaknya berencana untuk mengembangkan kemampuan untuk meluncurkan serangan pencegahan," terangnya.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda