Alquran Hendak Dibakar, Dua Kota Swedia Diguncang Kerusuhan

Jum'at, 15 April 2022 - 14:11 WIB
Dua orang ditangkap karena kerusuhan yang disertai kekerasan dan empat lainnya karena perilaku tidak tertib.

Menteri Kehakiman Morgan Johansson akhirnya berkomentar di Twitter untuk mengutuk kerusuhan dan Rasmus Paludan.

“Tidak peduli apa yang dipikirkan orang tentang pesan kebencian ekstremis sayap kanan yang diperjuangkan Paludan, tidak dapat diterima untuk bereaksi dengan kekerasan serius seperti itu. Ada baiknya polisi bertindak tegas menangani para pelaku dan menjaga ketertiban. Saya harap polisi yang terluka dapat pulih dengan cepat,” tweet Morgan Johansson.

“Orang-orang di balik kerusuhan dengan kekerasan tidak mewakili mereka yang tinggal di daerah itu. Sebagian besar wilayah rentan hanya menginginkan kedamaian dan ketenangan dan dapat menjalani kehidupan mereka. Adapun provokator ekstremis sayap kanan, reaksi seperti inilah yang ingin dia lihat. Tujuannya adalah untuk menghasut orang terhadap satu sama lain. Saya mendesak semua kekuatan kebaikan untuk tetap tenang dan tidak membiarkan diri mereka terprovokasi. Pemerintah terus mengikuti perkembangan,” papar dia.

Politisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan menjadi terkenal di Denmark melalui demonstrasi menentang Islam di daerah-daerah padat Muslim yang ditampilkan dalam daftar ghetto resmi negara itu, yang difilmkan dan dirilis sebagai video.

Selanjutnya, acara serupa diadakan di Swedia, sering kali mengakibatkan kerusuhan yang disertai kekerasan.

Demonstrasi tersebut dipandang memiliki sifat provokatif karena sering menampilkan penodaan terhadap Alquran, pusat Islam, namun dirayakan sebagai latihan kebebasan berbicara oleh Paludan dan partainya Garis Keras, yang dikenal dengan sikap anti-imigran yang kaku.

Mengingat berbagai ancaman dan upaya pembunuhan, Paludan telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi.

Laporan Pew Research tahun 2017 mendokumentasikan komunitas Muslim sebagai 8,1% dari total populasi Swedia yang berjumlah 10 juta.

Minoritas Muslim Swedia telah melonjak secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah krisis migran 2015.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More