AS: Rusia Ubah Taktik Perang, Banjiri Ukraina Timur dengan Puluhan Ribu Tentara
Selasa, 05 April 2022 - 07:50 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) yakin Rusia sedang mengubah taktik perangnya. Washington percaya Moskow akan membanjiri Ukraina timur dengan puluhan ribu tentara.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Moskow mengubah taktik perang karena mengalihkan fokusnya ke selatan dan timur Ukraina.
"Pada saat ini kami yakin Rusia sedang merevisi tujuan perangnya untuk fokus pada bagian timur dan selatan Ukraina daripada menargetkan sebagian besar wilayah," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/4/2022).
"Tujuannya kemungkinan akan mengepung dan membanjiri pasukan Ukraina di wilayah tersebut," paparnya.
"Rusia kemudian dapat menggunakan keberhasilan taktis apa pun yang dicapainya untuk menyebarkan narasi kemajuan dan menutupi kegagalan militer sebelumnya.”
Invasi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dimulai pada 24 Februari, adalah yang paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Rusia menyebutnya sebagai “operasi militer khusus” yang bertujuan melindungi warga sipil.
Sullivan mengatakan pemerintahan Biden akan mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Dia mengatakan sanksi lebih lanjut terhadap sektor energi Rusia sedang dibahas dalam pembicaraan dengan sekutu Eropa.
Sullivan mengatakan fase berikutnya mungkin berlarut-larut dengan pasukan Rusia melebihi jumlah pasukan Ukraina.
Menurutnya, Moskow kemungkinan akan berusaha untuk mengendalikan petak yang jauh lebih luas di Ukraina timur daripada yang dikendalikan oleh separatis sebelum invasi.
Di selatan, Rusia kemungkinan akan berusaha untuk menahan kota Kherson untuk mengontrol aliran air ke Crimea, wilayah yang dicaploknya pada tahun 2014.
Dia mengatakan Kremlin diperkirakan akan meluncurkan serangan udara dan rudal lebih lanjut di seluruh negeri.
Biden pada hari Senin menuduh Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pembentukan pengadilan untuk orang nomor satu Rusia tersebut.
Komentar Biden menambah kecaman global atas pembantaian warga sipil di Bucha, sebuah kota yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina ketika pasukan Rusia hengkang.
Rusia dengan tegas membantah membantai warga sipil, termasuk di Bucha. Utusan Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya berjanji bahwa Moskow akan memberikan "bukti empiris" kepada Dewan Keamanan PBB bahwa pasukannya tidak membunuh warga sipil.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Moskow mengubah taktik perang karena mengalihkan fokusnya ke selatan dan timur Ukraina.
"Pada saat ini kami yakin Rusia sedang merevisi tujuan perangnya untuk fokus pada bagian timur dan selatan Ukraina daripada menargetkan sebagian besar wilayah," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/4/2022).
"Tujuannya kemungkinan akan mengepung dan membanjiri pasukan Ukraina di wilayah tersebut," paparnya.
"Rusia kemudian dapat menggunakan keberhasilan taktis apa pun yang dicapainya untuk menyebarkan narasi kemajuan dan menutupi kegagalan militer sebelumnya.”
Invasi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dimulai pada 24 Februari, adalah yang paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Rusia menyebutnya sebagai “operasi militer khusus” yang bertujuan melindungi warga sipil.
Sullivan mengatakan pemerintahan Biden akan mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Dia mengatakan sanksi lebih lanjut terhadap sektor energi Rusia sedang dibahas dalam pembicaraan dengan sekutu Eropa.
Sullivan mengatakan fase berikutnya mungkin berlarut-larut dengan pasukan Rusia melebihi jumlah pasukan Ukraina.
Menurutnya, Moskow kemungkinan akan berusaha untuk mengendalikan petak yang jauh lebih luas di Ukraina timur daripada yang dikendalikan oleh separatis sebelum invasi.
Di selatan, Rusia kemungkinan akan berusaha untuk menahan kota Kherson untuk mengontrol aliran air ke Crimea, wilayah yang dicaploknya pada tahun 2014.
Dia mengatakan Kremlin diperkirakan akan meluncurkan serangan udara dan rudal lebih lanjut di seluruh negeri.
Biden pada hari Senin menuduh Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pembentukan pengadilan untuk orang nomor satu Rusia tersebut.
Komentar Biden menambah kecaman global atas pembantaian warga sipil di Bucha, sebuah kota yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina ketika pasukan Rusia hengkang.
Rusia dengan tegas membantah membantai warga sipil, termasuk di Bucha. Utusan Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya berjanji bahwa Moskow akan memberikan "bukti empiris" kepada Dewan Keamanan PBB bahwa pasukannya tidak membunuh warga sipil.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda