Iran Salahkan AS karena Menghentikan Pembicaraan Nuklir Wina
Selasa, 05 April 2022 - 02:00 WIB
TEHERAN - Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas jeda dalam pembicaraan antara Teheran dan kekuatan dunia di Wina yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 . Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, Senin (4/4/2022).
"Amerika bertanggung jawab atas penghentian pembicaraan ini, kesepakatan sangat dekat," kata Khatibzadeh pada konferensi pers mingguan, seperti dikutip dari Reuters.
"Washington harus membuat keputusan politik untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu," katanya. Ia juga menambahkan bahwa Teheran "tidak akan menunggu selamanya".
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Kamis, bahwa sejumlah kecil masalah yang beredar tetap dalam pembicaraan nuklir. AS juga menambahkan bahwa tanggung jawab ada di Teheran untuk membuat keputusan tersebut.
Iran mengatakan bahwa masih ada masalah yang belum terselesaikan, termasuk soal tuntutan pada Washington untuk menghapus penunjukan organisasi teroris asing (FTO) terhadap Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Sebelumnya, Teheran telah mendorong jaminan bahwa presiden AS di masa depan tidak akan menarik diri dari perjanjian, seperti yang pernah terjadi di era Donald Trump. Sejauh mana sanksi akan dibatalkan adalah masalah lain yang belum terselesaikan.
Khatibzadeh juga mengatakan, Teheran siap untuk melanjutkan pembicaraan dengan saingan regional utamanya, Arab Saudi, jika Riyadh menunjukkan kesediaan untuk menyelesaikan masalah bilateral yang luar biasa.
Permintaan Rusia memaksa kekuatan dunia untuk menghentikan negosiasi nuklir pada awal Maret, Tetapi Moskow kemudian mengatakan telah menulis jaminan bahwa perdagangannya dengan Iran tidak akan terpengaruh oleh sanksi terkait Ukraina, menunjukkan bahwa Moskow dapat mengizinkan kebangkitan pakta yang compang-camping untuk maju.
"Amerika bertanggung jawab atas penghentian pembicaraan ini, kesepakatan sangat dekat," kata Khatibzadeh pada konferensi pers mingguan, seperti dikutip dari Reuters.
"Washington harus membuat keputusan politik untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu," katanya. Ia juga menambahkan bahwa Teheran "tidak akan menunggu selamanya".
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Kamis, bahwa sejumlah kecil masalah yang beredar tetap dalam pembicaraan nuklir. AS juga menambahkan bahwa tanggung jawab ada di Teheran untuk membuat keputusan tersebut.
Iran mengatakan bahwa masih ada masalah yang belum terselesaikan, termasuk soal tuntutan pada Washington untuk menghapus penunjukan organisasi teroris asing (FTO) terhadap Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Sebelumnya, Teheran telah mendorong jaminan bahwa presiden AS di masa depan tidak akan menarik diri dari perjanjian, seperti yang pernah terjadi di era Donald Trump. Sejauh mana sanksi akan dibatalkan adalah masalah lain yang belum terselesaikan.
Khatibzadeh juga mengatakan, Teheran siap untuk melanjutkan pembicaraan dengan saingan regional utamanya, Arab Saudi, jika Riyadh menunjukkan kesediaan untuk menyelesaikan masalah bilateral yang luar biasa.
Permintaan Rusia memaksa kekuatan dunia untuk menghentikan negosiasi nuklir pada awal Maret, Tetapi Moskow kemudian mengatakan telah menulis jaminan bahwa perdagangannya dengan Iran tidak akan terpengaruh oleh sanksi terkait Ukraina, menunjukkan bahwa Moskow dapat mengizinkan kebangkitan pakta yang compang-camping untuk maju.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda