WHO Setop Percobaan Obati Pasien Covid-19 dengan Hydroxychloroquine
Kamis, 18 Juni 2020 - 04:38 WIB
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk menghentikan uji coba hydroxychloroquine sebagai pengobatan potensial bagi pasien Covid-19 . Badan kesehatan internasional itu menemukan bahwa obat tersebut tidak mengurangi tingkat kematian.
Dokter Ana Maria Henao Restrepo, dari program kedaruratan kesehatan WHO , mengatakan pada konferensi pers virtual di Jenewa bahwa obat antimalaria sedang ditarik dari Uji Solidaritas multi-negara tentang perawatan potensial.
"Bukti internal dari Uji Solidaritas/Penemuan, bukti eksternal dari Uji Coba Pemulihan dan bukti gabungan dari uji coba acak besar ini, disatukan, menunjukkan bahwa hydroxychloroquine - bila dibandingkan dengan standar perawatan dalam perawatan Covid-19 - pasien yang dirawat di rumah sakit - tidak menghasilkan pengurangan angka kematian pasien tersebut," terangnya.
"Berdasarkan analisis ini dan pada tinjauan bukti yang dipublikasikan, Kelompok Eksekutif dari Uji Solidaritas/Pemulihan telah bertemu pada dua kesempatan dan hari ini kami bertemu dengan semua penyelidik utama," imbuhnya.
"Setelah musyawarah, mereka menyimpulkan bahwa hydroxychloroquine akan dihentikan dari uji coba Solidaritas," tukasnya seperti dikutip dari NDTV, Kamis (18/6/2020).
Pengumuman itu muncul dua hari setelah Amerika Serikat (AS) menarik otorisasi penggunaan darurat untuk hydroxychloroquine dan chloroquine, dua obat antimalaria yang disukai oleh Presiden Donald Trump untuk mengobati virus Corona baru.
Selain itu, perkembang uji coba terhadap obat Covid-19 menunjukkan perkembangan positif setelah peneliti Inggris menyebut dexamethasone dapat mengurangi kematian di antara pasien Covid-19 yang paling parah hingga sepertiganya. (Baca: Steroid Murah Ini Bisa Selamatkan Nyawa Pasien Covid-19 )
Dokter Ana Maria Henao Restrepo, dari program kedaruratan kesehatan WHO , mengatakan pada konferensi pers virtual di Jenewa bahwa obat antimalaria sedang ditarik dari Uji Solidaritas multi-negara tentang perawatan potensial.
"Bukti internal dari Uji Solidaritas/Penemuan, bukti eksternal dari Uji Coba Pemulihan dan bukti gabungan dari uji coba acak besar ini, disatukan, menunjukkan bahwa hydroxychloroquine - bila dibandingkan dengan standar perawatan dalam perawatan Covid-19 - pasien yang dirawat di rumah sakit - tidak menghasilkan pengurangan angka kematian pasien tersebut," terangnya.
"Berdasarkan analisis ini dan pada tinjauan bukti yang dipublikasikan, Kelompok Eksekutif dari Uji Solidaritas/Pemulihan telah bertemu pada dua kesempatan dan hari ini kami bertemu dengan semua penyelidik utama," imbuhnya.
"Setelah musyawarah, mereka menyimpulkan bahwa hydroxychloroquine akan dihentikan dari uji coba Solidaritas," tukasnya seperti dikutip dari NDTV, Kamis (18/6/2020).
Pengumuman itu muncul dua hari setelah Amerika Serikat (AS) menarik otorisasi penggunaan darurat untuk hydroxychloroquine dan chloroquine, dua obat antimalaria yang disukai oleh Presiden Donald Trump untuk mengobati virus Corona baru.
Selain itu, perkembang uji coba terhadap obat Covid-19 menunjukkan perkembangan positif setelah peneliti Inggris menyebut dexamethasone dapat mengurangi kematian di antara pasien Covid-19 yang paling parah hingga sepertiganya. (Baca: Steroid Murah Ini Bisa Selamatkan Nyawa Pasien Covid-19 )
(ber)
tulis komentar anda