Rusia: Negara-negara BRICS Akan Berada di Jantung Tata Dunia Baru
Kamis, 31 Maret 2022 - 06:15 WIB
MOSKOW - Sejak Barat mendeklarasikan perang hibrida melawan Rusia, Moskow harus mencari peluang di wilayah lain. Pernyataan itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov.
Menurut Ryabkov, negara-negara BRICS yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan akan berada di jantung tatanan dunia baru.
"Dalam segala hal ... negara-negara ini akan menjadi dasar dari tatanan dunia baru," papar wakil menteri luar negeri Rusia kepada RT.com ketika ditanya apakah negara-negara BRICS akan mengambil peran yang lebih penting di dunia.
“Rusia sedang bekerja menjalin kontak dengan negara mana pun yang tertarik untuk bekerja sama,” papar dia.
"Tidak ada berita di sini tentang kebijakan stabil dan lama kami untuk membangun kemitraan statis yang komprehensif dengan China, ini hanyalah langkah lain," ujar dia, mengomentari pertemuan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov baru-baru ini dengan Menlu China Wang Yi.
Mengomentari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk beralih ke pembayaran rubel untuk kontrak gas dengan negara-negara “tidak bersahabat”, Ryabkov mengatakan Rusia tidak mengubah ketentuan kontrak tetapi melindungi kepentingannya.
Menurut Ryabkov, negara-negara BRICS yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan akan berada di jantung tatanan dunia baru.
"Dalam segala hal ... negara-negara ini akan menjadi dasar dari tatanan dunia baru," papar wakil menteri luar negeri Rusia kepada RT.com ketika ditanya apakah negara-negara BRICS akan mengambil peran yang lebih penting di dunia.
“Rusia sedang bekerja menjalin kontak dengan negara mana pun yang tertarik untuk bekerja sama,” papar dia.
"Tidak ada berita di sini tentang kebijakan stabil dan lama kami untuk membangun kemitraan statis yang komprehensif dengan China, ini hanyalah langkah lain," ujar dia, mengomentari pertemuan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov baru-baru ini dengan Menlu China Wang Yi.
Mengomentari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk beralih ke pembayaran rubel untuk kontrak gas dengan negara-negara “tidak bersahabat”, Ryabkov mengatakan Rusia tidak mengubah ketentuan kontrak tetapi melindungi kepentingannya.
tulis komentar anda