Putin Mulai Balas Dendam dengan Gas, 48 Negara Tak Bersahabat Ini Targetnya

Kamis, 24 Maret 2022 - 08:55 WIB
Rubel telah stabil mendekati 105 terhadap dolar dalam beberapa sesi terakhir setelah jatuh ke rekor terendah 120 di Moskow bulan ini dan bahkan lebih jauh di pasar antar bank menjadi 150.

Rusia telah menerima pukulan dari sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya atas peristiwa di Ukraina, yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus”, yang dimulai pada 24 Februari.

Sebelum itu, rubel diperdagangkan sekitar 80 terhadap dolar.

Putin membuat pengumuman pada pertemuan dengan menteri tinggi pemerintah yang disiarkan televisi pada hari Rabu.

Dia mengatakan Rusia akan mulai menjual gas ke negara-negara "tidak tak bersahabat" dalam rubel, setelah pembekuan aset Rusia oleh negara asing telah menghancurkan kepercayaan Moskow.

Ketergantungan negara-negara Eropa pada gas dan ekspor Rusia lainnya telah menjadi sorotan sejak invasi Moskow ke Ukraina.

“Rusia akan terus, tentu saja, untuk memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga...tetap dalam kontrak yang disepakati sebelumnya,” kata Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan para menteri tinggi pemerintah.

"Perubahan hanya akan memengaruhi mata uang pembayaran, yang akan diubah menjadi rubel Rusia," katanya lagi, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (24/3/2022).

Putin mengatakan pemerintah dan bank sentral memiliki waktu satu minggu untuk menemukan solusi tentang bagaimana memindahkan operasi ini ke mata uang Rusia dan raksasa gas Gazprom akan diperintahkan untuk membuat perubahan yang sesuai pada kontrak gas.

Pada 27 Januari, penjualan gas alam Gazprom ke Eropa dan negara-negara lain terutama diselesaikan dalam euro, sekitar 58 persen.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More