Jet Pribadi Abramovich di Israel, Sang Miliarder Berlindung di Negara Yahudi?

Senin, 14 Maret 2022 - 20:35 WIB
Miliarder Rusia-Yahudi Roman Abramovich. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Spekulasi mengenai keberadaan miliarder Rusia-Yahudi Roman Abramovich meningkat pada Minggu (13/3/2022) setelah satu pesawat miliknya terlihat mendarat di Tel Aviv.

Abramovich merupakan pemegang paspor Israel yang memiliki klub sepak bola Chelsea, Liga Premier Inggris.

Dia diberi sanksi oleh Inggris pekan lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang pada dasarnya menghalangi dia dari rumahnya di London.





Abramovich mendapatkan kewarganegaraan Portugal tahun lalu dengan mengklaim warisan Sephardic yang juga berada di bawah pengawasan. Adapun rabi Yahudi yang menjamin dia ditahan Kamis.



Data penerbangan yang ditandai oleh akun Twitter yang melacak pergerakan enam pesawat Abramovich menunjukkan jet Gulfstream G650 milik Abramovich mendarat di Tel Aviv sekitar pukul 9 malam waktu setempat Minggu (13/3/2022).



Pesawat itu lepas landas dari Moskow. Tidak diketahui apakah Abramovich saja atau bersama anggota keluarganya di dalam pesawat itu.

Pekan lalu, situs berita Ynet melaporkan oligarki Yahudi-Rusia itu terlihat makan di satu restoran kelas atas di Tel Aviv pada Rabu. Situs berita tersebut kemudian menghapus artikel tersebut tanpa penjelasan.

Abramovich telah menjadi target utama pejabat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang telah bersumpah menyita kapal pesiar, jet, dan aset lainnya milik oligarki Rusia sebagai cara menekan Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina.

Pergerakan beberapa oligarki, termasuk Abramovich, telah dilacak dengan cermat oleh para penghobi menggunakan data publik yang melaporkan pergerakan pesawat pribadi dan yacht mereka.

Menurut @RUOligarchJets, akun Twitter yang dijalankan remaja AS Jack Sweeney, G650 milik Abramovich, yang terdaftar di Luksemburg, telah berpindah antara Moskow dan Turki beberapa kali awal bulan ini.

Pesawat itu terbang ke Moskow dari Baku, Azerbaijan, pada 1 Maret, dan kemudian berangkat ke Istanbul.

Sehari kemudian pesawat terbang ke Ankara, di mana ia tinggal sampai kembali ke Istanbul pada 4 Maret.

Pada Sabtu, pesawat meninggalkan Istanbul menuju Moskow dan pada Minggu melakukan perjalanan ke Bandara Ben-Gurion.

Satu jet 787 Dreamliner, juga terdaftar milik Abramovich, terlihat bergerak antara Moskow dan Dubai pada awal Maret.

Selain itu, satu helikopter milik miliarder itu terlacak melintas di sekitar pulau-pulau di Bermuda pada akhir Februari.

Israel telah mengatakan akan mencegah oligarki Rusia yang disetujui oleh AS untuk menjaga pesawat dan kapal pesiar mereka di Israel, tetapi otoritas tidak dapat menghentikan Abramovich memasuki negara itu.

Abramovich mengambil kewarganegaraan Israel pada 2018 setelah Inggris menolak memperbarui visanya di sana pada 2018, di tengah perselisihan diplomatik antara London dan Moskow.

Dia terus memiliki Chelsea, tetapi mencoba menjual tim itu akhir bulan lalu setelah menjadi jelas bahwa dia kemungkinan akan menjadi sasaran sanksi.

Pada Kamis, London memukulnya dengan pembekuan aset dan larangan perjalanan sebagai bagian dari sanksi baru pemerintah Inggris yang menargetkan tujuh oligarki Rusia.

Sanksi itu membekukan kemampuannya untuk menjual Chelsea.

Pemerintah Inggris memperkirakan kekayaan bersih Abramovich sebesar 9,4 miliar poundsterling atau USD12,2 miliar.

Abramovich adalah donor utama untuk sejumlah tujuan wisata di Israel, termasuk memorial dan museum Holocaust Yad Vashem di Yerusalem.

Situasi ini telah menempatkan Israel dalam posisi sulit karena harus mematuhi sanksi AS dan Uni Eropa sambil berusaha menjaga hubungan baik dengan beberapa donor terkemuka untuk tujuan Yahudi dan Israel.

Yad Vashem mengumumkan pekan lalu bahwa mereka menangguhkan “kemitraan strategis” yang baru diumumkan dengan Abramovich, beberapa pekan setelah dikatakan bahwa dia telah menjanjikan “sumbangan delapan digit” untuk memperkuat upayanya di bidang penelitian dan peringatan Holocaust.

Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland, mengatakan pada Jumat bahwa Israel harus ikut serta dengan sanksi Barat, dan melarang oligarki Rusia.

“Anda tidak ingin menjadi surga terakhir bagi uang kotor yang memicu perang Putin,” tegas Nuland.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More