Pernah Diancam Dibom Nuklir, Eks Presiden Georgia Anggap Putin Tak Waras
Senin, 14 Maret 2022 - 13:46 WIB
"Sudah pada tahun 2006 saya memperingatkan orang Amerika bahwa dia mengancam saya dan negara saya dengan rudal nuklir taktis," ujarnya.
"Teman Amerika saya mengira saya melebih-lebihkan."
Banyak analis menganggap ancaman penggunaan senjata nuklir oleh Putin dalam invasi ke Ukraina ditujukan terhadap NATO dan sekutunya.
Ancaman itu muncul ketika Putin memerintahkan Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Umum Militernya untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam layanan siap tempur.
Saakashvili yakin musuh bebuyutannya, Rusia, tidak akan berhasil dalam kampanye militernya di Ukraina dan berekspektaksi itu bisa menjadi "Afghanistan Slavia" -nya.
"Dia tidak akan mencapai tujuan militernya," ujarnya.
"Dia tidak akan berhasil di Ukraina-itu adalah 'Afghanistan Slavia'-nya."
Rusia selama ini berdalih Ukraina bersikeras tidak ingin lagi menjadi negara netral dan bergabung ke NATO. Langkah itu dianggap membahayakan keamanan Moskow.
Namun, Saakashvili meremehkan dalih Moskow tersebut. "Tidak peduli apa yang akan dilakukan Ukraina, Rusia akan menyerang," ujarnya.
Pria berusia 53 tahun itu kembali ke negara asalnya pada awal Oktober tahun lalu untuk mencoba meningkatkan dukungan oposisi menjelang pemilu.
"Teman Amerika saya mengira saya melebih-lebihkan."
Banyak analis menganggap ancaman penggunaan senjata nuklir oleh Putin dalam invasi ke Ukraina ditujukan terhadap NATO dan sekutunya.
Ancaman itu muncul ketika Putin memerintahkan Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Umum Militernya untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam layanan siap tempur.
Saakashvili yakin musuh bebuyutannya, Rusia, tidak akan berhasil dalam kampanye militernya di Ukraina dan berekspektaksi itu bisa menjadi "Afghanistan Slavia" -nya.
"Dia tidak akan mencapai tujuan militernya," ujarnya.
"Dia tidak akan berhasil di Ukraina-itu adalah 'Afghanistan Slavia'-nya."
Rusia selama ini berdalih Ukraina bersikeras tidak ingin lagi menjadi negara netral dan bergabung ke NATO. Langkah itu dianggap membahayakan keamanan Moskow.
Namun, Saakashvili meremehkan dalih Moskow tersebut. "Tidak peduli apa yang akan dilakukan Ukraina, Rusia akan menyerang," ujarnya.
Pria berusia 53 tahun itu kembali ke negara asalnya pada awal Oktober tahun lalu untuk mencoba meningkatkan dukungan oposisi menjelang pemilu.
tulis komentar anda