3 Dampak Mengerikan Jika Rusia-AS Perang Nuklir, Termasuk Miliaran Orang Bakal Terbunuh
Minggu, 13 Maret 2022 - 00:07 WIB
Menurut Pusat Studi Nonproliferasi James Martin di Washington, DC, persenjataan ini diperkirakan mencapai sekitar 30–40 persen dari persediaan senjata nuklir AS dan Rusia.
Mereka terdiri dari senjata yang diluncurkan dari udara dan laut dengan jangkauan tidak melebihi sekitar 400 mil, dan rudal berbasis darat yang mampu mengenai target dari jarak sekitar 300 mil.
Sementara konflik nuklir yang diperkecil mungkin tidak cukup untuk memicu "musim dingin nuklir", mereka pasti akan menghancurkan dalam skala lokal—mampu membunuh jutaan orang, misalnya, jika digunakan terhadap target perkotaan berpenduduk.
Teori ini mengasumsikan bahwa penggunaan senjata nuklir taktis tidak akan mengarah pada eskalasi yang cepat. Rusia, misalnya, telah lama menegaskan bahwa mereka akan memandang penggunaan perangkat nuklir apa pun terhadapnya sebagai awal untuk perang nuklir habis-habisan.
Terlepas dari itu, potensi konsekuensi global yang mengerikan dari perang atom yang menyebabkan Presiden AS saat itu Ronald Reagan dan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985 keduanya menegaskan bahwa "perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan".
Sentimen ini ditegaskan kembali oleh Rusia dan AS, bersama dengan China, Prancis, dan Inggris, pada 3 Januari tahun ini.
Mereka terdiri dari senjata yang diluncurkan dari udara dan laut dengan jangkauan tidak melebihi sekitar 400 mil, dan rudal berbasis darat yang mampu mengenai target dari jarak sekitar 300 mil.
Sementara konflik nuklir yang diperkecil mungkin tidak cukup untuk memicu "musim dingin nuklir", mereka pasti akan menghancurkan dalam skala lokal—mampu membunuh jutaan orang, misalnya, jika digunakan terhadap target perkotaan berpenduduk.
Teori ini mengasumsikan bahwa penggunaan senjata nuklir taktis tidak akan mengarah pada eskalasi yang cepat. Rusia, misalnya, telah lama menegaskan bahwa mereka akan memandang penggunaan perangkat nuklir apa pun terhadapnya sebagai awal untuk perang nuklir habis-habisan.
Terlepas dari itu, potensi konsekuensi global yang mengerikan dari perang atom yang menyebabkan Presiden AS saat itu Ronald Reagan dan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985 keduanya menegaskan bahwa "perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan".
Sentimen ini ditegaskan kembali oleh Rusia dan AS, bersama dengan China, Prancis, dan Inggris, pada 3 Januari tahun ini.
(min)
tulis komentar anda