AS Tuduh Rusia Jatuhkan Bom Bodoh di Ukraina
Kamis, 10 Maret 2022 - 20:02 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia telah menjatuhkan "bom bodoh" di sebuah kota di Ukraina dalam upaya perangnya. Bom bodoh merupakan sebutan untuk amunisi tak berpemandu yang targetnya sembarangan.
Tuduhan itu dilontarkan seorang pejabat senior pertahanan AS kepada Reuters pada hari Rabu waktu Washington.
Lantaran tak berpemandu presisi, "bom bodoh" memiliki kemampuan terbatas untuk menyerang target dengan presisi dan akurasi, yang pada akhinya menyebabkan kerusakan tambahan.
"Washington telah melihat peningkatan kerusakan pada infrastruktur sipil dan korban sipil,” kata pejabat pertahanan tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim.
Menurutnya, tidak jelas apakah penggunaan "bom bodoh" itu karena kerusakan pada kemampuan presisi atau apakah itu benar-benar disengaja.
Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Amnesty International menguatkan klaim pejabat Pentagon dengan laporan mereka sendiri, yang menyoroti penggunaan "bom bodoh" dalam serangan udara Rusia pada 3 Maret yang dilaporkan menewaskan 47 warga sipil di kota Chernihiv, Ukraina.
“Serangan udara yang menghantam jalan-jalan Chernihiv mengejutkan hati nurani. Ini adalah serangan tanpa ampun dan tanpa pandang bulu terhadap orang-orang saat mereka menjalankan bisnis sehari-hari di rumah, jalan, dan toko mereka,” kata Joanne Mariner, Direktur Tanggap Krisis Amnesty International.
Penggunaan "bom bodoh" yang tidak terarah akan memberikan kepercayaan pada klaim bahwa Rusia tidak peduli dengan korban sipil.
Pada hari Rabu, serangan udara Rusia menghantam bangsal anak-anak di rumah sakit bersalin dalam apa yang merupakan serangan terbaru pada infrastruktur sipil.
Di antara wilayah sipil yang terkena serangan Rusia termasuk bangunan tempat tinggal, rute evakuasi, dan bahkan menara ponsel di dekat Babyn-Yar Holocaust Memorial, yang rusak akibat serangan tersebut.
“Serangan langsung pasukan Rusia di rumah sakit bersalin. Orang-orang, anak-anak berada di bawah reruntuhan. Kekejaman! Berapa lama lagi dunia akan menjadi kaki tangan yang mengabaikan teror?” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam tweetnya setelah rumah sakit di Mariupol diserang.
Sedikitnya 17 orang terluka dalam serangan itu, yang disebut Gedung Putih sebagai "serangan biadab".
Amnesty International mengeklaim bahwa konten terverifikasi dari lokasi serangan udara lain di Ukraina menunjukkan bom FAB-500 M62 yang tidak terarah sedang dipindahkan oleh pasukan pertahanan sipil.
Selain itu, sebuah video resmi yang dirilis oleh militer Rusia pada 6 Maret menunjukkan peluncuran mendadak pesawat Su-34 Fullback yang sarat dengan delapan bom semacam itu, yang menurut Amnesty merupakan indikator beban tempur tipikal dalam operasi Rusia saat ini.
PBB memperkirakan hampir 500 warga sipil tewas dan hampir dua juta warga Ukraina mengungsi sejak invasi dimulai pada 24 Februari.
Tuduhan itu dilontarkan seorang pejabat senior pertahanan AS kepada Reuters pada hari Rabu waktu Washington.
Lantaran tak berpemandu presisi, "bom bodoh" memiliki kemampuan terbatas untuk menyerang target dengan presisi dan akurasi, yang pada akhinya menyebabkan kerusakan tambahan.
"Washington telah melihat peningkatan kerusakan pada infrastruktur sipil dan korban sipil,” kata pejabat pertahanan tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim.
Menurutnya, tidak jelas apakah penggunaan "bom bodoh" itu karena kerusakan pada kemampuan presisi atau apakah itu benar-benar disengaja.
Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Amnesty International menguatkan klaim pejabat Pentagon dengan laporan mereka sendiri, yang menyoroti penggunaan "bom bodoh" dalam serangan udara Rusia pada 3 Maret yang dilaporkan menewaskan 47 warga sipil di kota Chernihiv, Ukraina.
“Serangan udara yang menghantam jalan-jalan Chernihiv mengejutkan hati nurani. Ini adalah serangan tanpa ampun dan tanpa pandang bulu terhadap orang-orang saat mereka menjalankan bisnis sehari-hari di rumah, jalan, dan toko mereka,” kata Joanne Mariner, Direktur Tanggap Krisis Amnesty International.
Penggunaan "bom bodoh" yang tidak terarah akan memberikan kepercayaan pada klaim bahwa Rusia tidak peduli dengan korban sipil.
Pada hari Rabu, serangan udara Rusia menghantam bangsal anak-anak di rumah sakit bersalin dalam apa yang merupakan serangan terbaru pada infrastruktur sipil.
Di antara wilayah sipil yang terkena serangan Rusia termasuk bangunan tempat tinggal, rute evakuasi, dan bahkan menara ponsel di dekat Babyn-Yar Holocaust Memorial, yang rusak akibat serangan tersebut.
“Serangan langsung pasukan Rusia di rumah sakit bersalin. Orang-orang, anak-anak berada di bawah reruntuhan. Kekejaman! Berapa lama lagi dunia akan menjadi kaki tangan yang mengabaikan teror?” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam tweetnya setelah rumah sakit di Mariupol diserang.
Sedikitnya 17 orang terluka dalam serangan itu, yang disebut Gedung Putih sebagai "serangan biadab".
Amnesty International mengeklaim bahwa konten terverifikasi dari lokasi serangan udara lain di Ukraina menunjukkan bom FAB-500 M62 yang tidak terarah sedang dipindahkan oleh pasukan pertahanan sipil.
Selain itu, sebuah video resmi yang dirilis oleh militer Rusia pada 6 Maret menunjukkan peluncuran mendadak pesawat Su-34 Fullback yang sarat dengan delapan bom semacam itu, yang menurut Amnesty merupakan indikator beban tempur tipikal dalam operasi Rusia saat ini.
PBB memperkirakan hampir 500 warga sipil tewas dan hampir dua juta warga Ukraina mengungsi sejak invasi dimulai pada 24 Februari.
(min)
tulis komentar anda