Ketika Rudal Houthi Incar Pesawat PM Israel Benjamin Netanyahu
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Sebuah rudal balistik yang ditembakkan kelompok Houthi Yaman mengincar pesawat pembawa Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam. Namun, menurut militer Zionis, misil itu ditembak jatuh.
Serangan rudal Houthi itulah yang dijadikan dalih militer Zionis meluncurkan serangan udara terdahsyat ke Yaman pada hari Minggu, yang melibatkan puluhan pesawat termasuk jet tempur F-15.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan mengatakan rudal yang ditembakkan Houthi telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan rudal jarak jauh Arrow sebelum mencapai wilayah Israel.
Serangan misil Houthi itu menyebabkan sirene meraung-raung di Israel tengah karena kekhawatiran akan jatuhnya pecahan peluru.
Menurut polisi Zionis, sisa-sisa misil itu jatuh di dekat komunitas Tzur Hadassah di daerah Yerusalem, menyebabkan kerusakan ringan.
Rudal tersebut ditembakkan tak lama setelah Houthi yang didukung Iran bersumpah bahwa "perlawanan tidak akan dipatahkan" sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara IDF di pinggiran Beirut pada hari Jumat.
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengatakan rudal tersebut menargetkan pesawat pembawa Netanyahu, di mana misil diarahkan dan waktunya bertepatan dengan pendaratan pesawat Netanyahu di Israel setelah kembali dari New York, Amerika Serikat.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, al-Houthi juga bersumpah bahwa kematian Nasrallah "tidak akan sia-sia".
Mengutip Times of Israel, Senin (30/9/2024), pesawat PM Netanyahu, yang dikenal sebagai Wing of Zion, telah mendarat di Israel sekitar 35 menit sebelum sirene berbunyi.
Houthi juga bertanggung jawab atas serangan pada Jumat pagi, dengan mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan rudal balistik ke sasaran militer di Tel Aviv dan sebuah pesawat nirawak ke sasaran vital di Ashkelon.
IDF mengeklaim serangan rudal dan drone Houthi pada Jumat juga berhasil dicegat. IDF mengatakan tidak mengetahui adanya pesawat nirawak yang mencapai Israel.
Serangan rudal Houthi itulah yang dijadikan dalih militer Zionis meluncurkan serangan udara terdahsyat ke Yaman pada hari Minggu, yang melibatkan puluhan pesawat termasuk jet tempur F-15.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan mengatakan rudal yang ditembakkan Houthi telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan rudal jarak jauh Arrow sebelum mencapai wilayah Israel.
Serangan misil Houthi itu menyebabkan sirene meraung-raung di Israel tengah karena kekhawatiran akan jatuhnya pecahan peluru.
Menurut polisi Zionis, sisa-sisa misil itu jatuh di dekat komunitas Tzur Hadassah di daerah Yerusalem, menyebabkan kerusakan ringan.
Rudal tersebut ditembakkan tak lama setelah Houthi yang didukung Iran bersumpah bahwa "perlawanan tidak akan dipatahkan" sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara IDF di pinggiran Beirut pada hari Jumat.
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengatakan rudal tersebut menargetkan pesawat pembawa Netanyahu, di mana misil diarahkan dan waktunya bertepatan dengan pendaratan pesawat Netanyahu di Israel setelah kembali dari New York, Amerika Serikat.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, al-Houthi juga bersumpah bahwa kematian Nasrallah "tidak akan sia-sia".
Mengutip Times of Israel, Senin (30/9/2024), pesawat PM Netanyahu, yang dikenal sebagai Wing of Zion, telah mendarat di Israel sekitar 35 menit sebelum sirene berbunyi.
Houthi juga bertanggung jawab atas serangan pada Jumat pagi, dengan mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan rudal balistik ke sasaran militer di Tel Aviv dan sebuah pesawat nirawak ke sasaran vital di Ashkelon.
IDF mengeklaim serangan rudal dan drone Houthi pada Jumat juga berhasil dicegat. IDF mengatakan tidak mengetahui adanya pesawat nirawak yang mencapai Israel.
(mas)