Lakukan Perjalanan 1.000 Km Sendirian, Bocah Ukraina Dipuji sebagai Pahlawan
Rabu, 09 Maret 2022 - 00:56 WIB
BRATISLAVA - Seorang bocah berusia 11 tahun asal Ukraina disebut sebagai pahlawan sejati setelah melakukan perjalananribuan kilometer sendirian untuk mengungsi.
Bocah bernama Hassan Pisetskaya melakukan perjalanan sekitar 1.000km dari kota Zaporizhzhia ke Ibu Kota Slovakia Bratislava sendirian. Menurut pejabat Slovakia, yang ia bawa hanyalah paspor di dalam kantong plastin dan nomor telepon yang tertulis di tangannya.
Menurut sebuah posting Facebook dari Kedutaan Besar Slovakia di Inggris, bocah itu melintasi perbatasan Slovakia hanya dengan kantong plastik, paspor, dan nomor telepon tertulis di tangannya.
Relawan kemudian memberinya makanan, air dan kehangatan untuk mempersiapkannya untuk perjalanan berikutnya.
"Dia menaklukkan semua orang dengan senyum, keberanian, dan tekadnya sebagai pahlawan sejati," kata perwakilan Kementerian Dalam Negeri Slovakia, menurut unggahan Facebook seperti dikutip dari USA Today, Rabu (9/3/2022).
Pejabat dapat menghubungi ibunya dari nomor telepon yang tertulis di tangannya. Dalam sebuah video yang diposting di Facebook, sang Ibu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas keselamatan putranya.
"Saya bersyukur Anda telah menyelamatkan hidup anak saya. Di sebelah kota saya ada pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditembaki Rusia. Saya tidak bisa meninggalkan ibu saya - dia tidak bisa bergerak sendiri," kata Yulia Pisetskaya, menurut sebuah postingan di Facebook.
Pujian juga dilontarkan Menteri Dalam Negeri Slovakia Roman Mikulec.
"Hassan kecil baru berusia 11 tahun, tetapi dengan caranya dia telah menunjukkan tekad besar, keberanian, dan keberanian yang terkadang tidak dimiliki orang dewasa," tulisnya seperti dilansir dari Newsweek.
Hassan bukan satu-satunya anak yang mengevakuasi dari Ukraina sendirian saat invasi Rusia berlanjut. UNICEF merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa "ratusan ribu" pengungsi Ukraina adalah anak-anak, banyak dari mereka tidak didampingi atau dipisahkan dari orang tua mereka.
"Anak-anak tanpa pengasuhan orang tua berada pada risiko tinggi kekerasan, pelecehan dan eksploitasi," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi dalam sebuah pernyataan bersama.
"Ketika anak-anak ini dipindahkan melintasi perbatasan, risikonya berlipat ganda," sambung pernyataan itu.
Dengan semakin banyaknya anak-anak yang memasuki negara tetangga baik sendiri atau bersama orang tua mereka, tindakan kebaikan telah ditunjukkan oleh penduduk setempat. Salah satu cerita seperti itu adalah tentang pesta kejutan yang diadakan di kamp pengungsi Rumania untuk Arina yang berusia 7 tahun.
Sedikitnya 28 anak tewas akibat invasi Rusia .
"Sekitar satu setengah juta anak berada di wilayah yang menderita penembakan dan pengepungan, di antara mereka, ada anak yatim piatu dan anak-anak cacat yang membutuhkan bantuan segera," kata Daria Herasymchuk, penasihat Ukraina untuk hak-hak anak.
Bocah bernama Hassan Pisetskaya melakukan perjalanan sekitar 1.000km dari kota Zaporizhzhia ke Ibu Kota Slovakia Bratislava sendirian. Menurut pejabat Slovakia, yang ia bawa hanyalah paspor di dalam kantong plastin dan nomor telepon yang tertulis di tangannya.
Menurut sebuah posting Facebook dari Kedutaan Besar Slovakia di Inggris, bocah itu melintasi perbatasan Slovakia hanya dengan kantong plastik, paspor, dan nomor telepon tertulis di tangannya.
Relawan kemudian memberinya makanan, air dan kehangatan untuk mempersiapkannya untuk perjalanan berikutnya.
"Dia menaklukkan semua orang dengan senyum, keberanian, dan tekadnya sebagai pahlawan sejati," kata perwakilan Kementerian Dalam Negeri Slovakia, menurut unggahan Facebook seperti dikutip dari USA Today, Rabu (9/3/2022).
Pejabat dapat menghubungi ibunya dari nomor telepon yang tertulis di tangannya. Dalam sebuah video yang diposting di Facebook, sang Ibu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas keselamatan putranya.
"Saya bersyukur Anda telah menyelamatkan hidup anak saya. Di sebelah kota saya ada pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditembaki Rusia. Saya tidak bisa meninggalkan ibu saya - dia tidak bisa bergerak sendiri," kata Yulia Pisetskaya, menurut sebuah postingan di Facebook.
Pujian juga dilontarkan Menteri Dalam Negeri Slovakia Roman Mikulec.
"Hassan kecil baru berusia 11 tahun, tetapi dengan caranya dia telah menunjukkan tekad besar, keberanian, dan keberanian yang terkadang tidak dimiliki orang dewasa," tulisnya seperti dilansir dari Newsweek.
Hassan bukan satu-satunya anak yang mengevakuasi dari Ukraina sendirian saat invasi Rusia berlanjut. UNICEF merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa "ratusan ribu" pengungsi Ukraina adalah anak-anak, banyak dari mereka tidak didampingi atau dipisahkan dari orang tua mereka.
"Anak-anak tanpa pengasuhan orang tua berada pada risiko tinggi kekerasan, pelecehan dan eksploitasi," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi dalam sebuah pernyataan bersama.
"Ketika anak-anak ini dipindahkan melintasi perbatasan, risikonya berlipat ganda," sambung pernyataan itu.
Dengan semakin banyaknya anak-anak yang memasuki negara tetangga baik sendiri atau bersama orang tua mereka, tindakan kebaikan telah ditunjukkan oleh penduduk setempat. Salah satu cerita seperti itu adalah tentang pesta kejutan yang diadakan di kamp pengungsi Rumania untuk Arina yang berusia 7 tahun.
Sedikitnya 28 anak tewas akibat invasi Rusia .
"Sekitar satu setengah juta anak berada di wilayah yang menderita penembakan dan pengepungan, di antara mereka, ada anak yatim piatu dan anak-anak cacat yang membutuhkan bantuan segera," kata Daria Herasymchuk, penasihat Ukraina untuk hak-hak anak.
(ian)
tulis komentar anda