Putin: Tugas di Ukraina Hanya Diselesaikan Militer Profesional

Selasa, 08 Maret 2022 - 15:23 WIB
Kendaraan pengangkut tentara Rusia, BTR-82A, mendarat dari kapal amphibi Armada Laut Hitam. Foto/sputnik
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tugas melaksanakan operasi militer khusus di Ukraina hanya akan melibatkan anggota militer profesional.

Menurut Putin, prajurit wajib militer tidak berpartisipasi dalam operasi di Ukraina dan tidak akan dilibatkan di masa depan.

Moskow mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022, setelah rakyat Donbass meminta Rusia membela mereka dari agresi intensif pemerintah Kiev.





Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mencatat operasi tersebut tidak menargetkan warga sipil dan Rusia tidak bermaksud menduduki Ukraina.



Dalam ucapan selamatnya pada Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2022, Putin berbicara kepada kerabat prajurit yang sekarang berpartisipasi dalam operasi militer khusus.



"Saya ingin berbicara kepada para ibu, istri, saudara perempuan, pengantin dan pacar tentara serta perwira kami yang sekarang ... membela Rusia selama operasi militer khusus. Saya mengerti bagaimana Anda khawatir tentang orang yang Anda cintai dan dekat dengan Anda, kebanggaan pada mereka sama seperti seluruh negeri bangga pada mereka dan khawatir tentang mereka...,” ungkap dia.

Putin menjelaskan, “Saya ingin menekankan bahwa tentara yang bertugas aktif tidak akan berpartisipasi dalam permusuhan. Dan tidak akan ada tambahan pemanggilan pasukan cadangan."

"Tugas yang ditetapkan hanya diselesaikan oleh prajurit profesional. Saya yakin mereka akan memastikan keamanan dan perdamaian bagi rakyat Rusia," tegas Putin.

Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari yang tujuan utamanya, menurut Presiden Putin, adalah melindungi "orang-orang yang telah menjadi sasaran diskriminasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."

Operasi itu dimulai untuk "demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina" dan mengadili semua penjahat perang yang bertanggung jawab atas "kejahatan berdarah terhadap warga sipil" di Donbass.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Angkatan Bersenjata hanya menargetkan infrastruktur militer serta pasukan Ukraina, dan tidak mengancam warga sipil.

Dengan dukungan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, kelompok milisi di Donbass juga ikut serta dalam pertempuran.

Presiden Putni mengatakan Rusia tidak membutuhkan wilayah Ukraina dan tidak berusaha menduduki negara tersebut.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More