Korea Utara Konfirmasi Lakukan Uji Coba Satelit Mata-mata
Minggu, 06 Maret 2022 - 10:58 WIB
SEOUL - Media pemerintah Korea Utara (Korut) melaporkan Pyongyang melakukan transmisi data dan tes penting lainnya yang diperlukan untuk mengembangkan satelit mata-mata . Ini adalah tes kedua dalam waktu sekitar seminggu, menunjukkan negara itu bermaksud untuk segera melakukan peluncuran roket jarak jauh yang dilarang.
Langkah itu dilakukan ketika Korut telah melakukan serentetan peluncuran rudal balistik termasuk yang terdeteksi oleh tetangganya pada hari Sabtu kemarin. Para ahli menyebut hal itu sebagai upaya untuk menambahkan sistem senjata baru ke gudang senjatanya dan menekan Amerika Serikat (AS) untuk membuat konsesi di tengah kemacetan diplomasi.
Kantor berita pemerintah Korut, KCNA, mengatakan Pyongyang melakukan "tes penting lainnya" pada hari sebelumnya di bawah rencananya untuk mengembangkan satelit pengintai.
Dikatakan pihak berwenang mengkonfirmasi keandalan transmisi data dan sistem penerimaan satelit, di samping sistem kontrol dan komandonya dan berbagai sistem kontrol berbasis darat.
KCNA tidak secara langsung menyebutkan peluncuran rudal atau roket untuk melakukan tes terkait satelit tersebut, tetapi tampaknya ini merujuk pada peluncuran rudal putaran kesembilan tahun ini, yang dilihat Seoul, Washington dan Tokyo pada hari Sabtu kemarin seperti dilansir dari Independent, Minggu (6/3/2022).
Para ahli percaya Korut menembakkan rudal balistik yang membawa kamera untuk melakukan tes yang dijelaskan dalam laporan KCNA. Senin lalu, Korut mengatakan telah menguji kamera yang dirancang untuk ditempatkan pada satelit pengintai dan merilis foto-foto Bumi berbasis ruang angkasa, sehari setelah para pesaingnya mengatakan mereka melakukan peluncuran rudal balistik.
Satelit mata-mata adalah salah satu dari daftar panjang sistem senjata baru yang pemimpin Korut Kim Jong-un telah janjikan untuk diperkenalkan guna mengatasi apa yang dia sebut permusuhan AS.
Untuk mengoperasikan satelit pengintai, Korut harus meluncurkan roket jarak jauh untuk membuatnya mengorbit. Tetapi PBB melarang peluncuran semacam itu karena menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauh.
Langkah itu dilakukan ketika Korut telah melakukan serentetan peluncuran rudal balistik termasuk yang terdeteksi oleh tetangganya pada hari Sabtu kemarin. Para ahli menyebut hal itu sebagai upaya untuk menambahkan sistem senjata baru ke gudang senjatanya dan menekan Amerika Serikat (AS) untuk membuat konsesi di tengah kemacetan diplomasi.
Kantor berita pemerintah Korut, KCNA, mengatakan Pyongyang melakukan "tes penting lainnya" pada hari sebelumnya di bawah rencananya untuk mengembangkan satelit pengintai.
Dikatakan pihak berwenang mengkonfirmasi keandalan transmisi data dan sistem penerimaan satelit, di samping sistem kontrol dan komandonya dan berbagai sistem kontrol berbasis darat.
KCNA tidak secara langsung menyebutkan peluncuran rudal atau roket untuk melakukan tes terkait satelit tersebut, tetapi tampaknya ini merujuk pada peluncuran rudal putaran kesembilan tahun ini, yang dilihat Seoul, Washington dan Tokyo pada hari Sabtu kemarin seperti dilansir dari Independent, Minggu (6/3/2022).
Para ahli percaya Korut menembakkan rudal balistik yang membawa kamera untuk melakukan tes yang dijelaskan dalam laporan KCNA. Senin lalu, Korut mengatakan telah menguji kamera yang dirancang untuk ditempatkan pada satelit pengintai dan merilis foto-foto Bumi berbasis ruang angkasa, sehari setelah para pesaingnya mengatakan mereka melakukan peluncuran rudal balistik.
Satelit mata-mata adalah salah satu dari daftar panjang sistem senjata baru yang pemimpin Korut Kim Jong-un telah janjikan untuk diperkenalkan guna mengatasi apa yang dia sebut permusuhan AS.
Untuk mengoperasikan satelit pengintai, Korut harus meluncurkan roket jarak jauh untuk membuatnya mengorbit. Tetapi PBB melarang peluncuran semacam itu karena menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauh.
tulis komentar anda