Kremlin Sesumbar Rusia Terlalu Besar untuk Diisolasi
Minggu, 06 Maret 2022 - 00:03 WIB
MOSKOW - Sanksi Barat tidak berarti bahwa Rusia akan benar-benar terisolasi. Menurut Kremlin, dunia dan Rusia sendiri, “terlalu besar” untuk terisolasi.
Pernyataan sangat percaya diri itu diungkapkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada media pada Sabtu (5/3/2022), dilansir RT.com.
Peskov mengatakan "penolakan hubungan" setelah serangan Rusia di Ukraina, dan penerapan pembatasan oleh Eropa, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, dan lainnya "tidak berarti isolasi Rusia."
Serangan militer Rusia ke Ukraina, yang diluncurkan pada 24 Februari 2022, mendorong AS, Uni Eropa, Inggris, dan banyak negara lain memberlakukan sanksi keras yang menargetkan berbagai sektor ekonomi Rusia.
“Dunia terlalu besar bagi Eropa dan Amerika untuk mengisolasi negara mana pun, terutama yang sebesar Rusia,” ujar Peskov.
Dia menambahkan, “Dan di dunia, seperti yang Anda tahu, ada lebih banyak negara yang memiliki sikap yang jauh lebih seimbang, terkadang lebih masuk akal terhadap dinamika perkembangan hubungan internasional.”
Mengekspresikan harapan bahwa mitra Barat Moskow akan mengubah posisi mereka yang “terlalu emosional”, juru bicara Presiden Vladimir Putin berjanji Rusia akan membuat tanggapan yang “tepat” terhadap “bandit ekonomi.”
Di antara sanksi yang dijatuhkan Barat adalah penutupan wilayah udara untuk pesawat Rusia dan pemutusan bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
Lusinan perusahaan di semua sektor juga telah mengumumkan penangguhan operasi mereka di Rusia, dan daftarnya semakin panjang dari hari ke hari.
Perkembangan tersebut telah mendorong Moskow mencari perluasan kerja samanya dengan China dan negara-negara BRICS lainnya yaitu, Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan di berbagai bidang, termasuk ruang angkasa dan olahraga.
Putin telah mengklaim serangan Rusia di Ukraina diperlukan untuk segera "mendemilitarisasi" negara itu, melindungi wilayah Donbass dan keamanan nasional Rusia sendiri.
Barat dan Kiev menganggap serangan itu “melanggar hukum” dan “tidak dapat dibenarkan.”
Pernyataan sangat percaya diri itu diungkapkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada media pada Sabtu (5/3/2022), dilansir RT.com.
Peskov mengatakan "penolakan hubungan" setelah serangan Rusia di Ukraina, dan penerapan pembatasan oleh Eropa, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, dan lainnya "tidak berarti isolasi Rusia."
Serangan militer Rusia ke Ukraina, yang diluncurkan pada 24 Februari 2022, mendorong AS, Uni Eropa, Inggris, dan banyak negara lain memberlakukan sanksi keras yang menargetkan berbagai sektor ekonomi Rusia.
“Dunia terlalu besar bagi Eropa dan Amerika untuk mengisolasi negara mana pun, terutama yang sebesar Rusia,” ujar Peskov.
Baca Juga
Dia menambahkan, “Dan di dunia, seperti yang Anda tahu, ada lebih banyak negara yang memiliki sikap yang jauh lebih seimbang, terkadang lebih masuk akal terhadap dinamika perkembangan hubungan internasional.”
Mengekspresikan harapan bahwa mitra Barat Moskow akan mengubah posisi mereka yang “terlalu emosional”, juru bicara Presiden Vladimir Putin berjanji Rusia akan membuat tanggapan yang “tepat” terhadap “bandit ekonomi.”
Di antara sanksi yang dijatuhkan Barat adalah penutupan wilayah udara untuk pesawat Rusia dan pemutusan bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
Lusinan perusahaan di semua sektor juga telah mengumumkan penangguhan operasi mereka di Rusia, dan daftarnya semakin panjang dari hari ke hari.
Perkembangan tersebut telah mendorong Moskow mencari perluasan kerja samanya dengan China dan negara-negara BRICS lainnya yaitu, Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan di berbagai bidang, termasuk ruang angkasa dan olahraga.
Putin telah mengklaim serangan Rusia di Ukraina diperlukan untuk segera "mendemilitarisasi" negara itu, melindungi wilayah Donbass dan keamanan nasional Rusia sendiri.
Barat dan Kiev menganggap serangan itu “melanggar hukum” dan “tidak dapat dibenarkan.”
(sya)
tulis komentar anda