Kiev: Invasi Rusia Tak Akan Terjadi Jika Ukraina Miliki Senjata Nuklir
Sabtu, 05 Maret 2022 - 14:36 WIB
"Jika ada satu negara di dunia ini, di Eropa saat ini, yang dapat menuntut jaminan keamanan, itu adalah Ukraina, tepatnya karena kami menyerahkan senjata nuklir kami, tepatnya karena kami menerima jaminan ini dari kekuatan terkuat di dunia bahwa mereka akan melindungi kami jika terjadi sesuatu," paparnya.
Beyza Unal, wakil direktur program keamanan internasional di lembaga think tank Chatham House, mengatakan dia memahami mengapa Ukraina mungkin merasa "dikhianati" tetapi mengatakan memorandum itu memberi negara mereka "assurances"—bukan "guarantee"—yang tidak mengikat secara hukum dan tidak ada mekanisme penegakan.
Dia juga menunjukkan bahwa senjata nuklir yang diwarisi Ukraina tidak dapat digunakan tanpa berinvestasi dalam infrastruktur tambahan.
"Itu adalah inventaris Soviet," katanya.
"Anda tidak dapat benar-benar menggunakan senjata itu tanpa memiliki struktur komando dan kontrol yang terkait dengan sistem senjata."
"Hampir tidak mungkin bagi Ukraina di masa lalu untuk menggunakannya bahkan sebagai alat tawar-menawar untuk masa depan," imbuh dia.
Dia menambahkan bahwa tidak diketahui apakah Rusia akan menyerang Ukraina jika negara itu menyimpan senjata nuklir dan berinvestasi dalam program nuklir pasca-Soviet.
Dia mencontohkan Perang Yom Kippur 1973 yang terjadi meski ada rumor Israel telah mulai mengembangkan senjata nuklir sebelum itu.
Dia mengatakan memiliki senjata nuklir tidak akan selalu mencegah negara diserang. "Itu hanya spekulasi," katanya.
"Apa yang disadari dunia pada 1960-an, 1970-an, adalah bahwa jika semakin banyak negara memiliki senjata nuklir, maka itu akan menyebabkan bencana besar," katanya. "Karena pada akhirnya, seseorang akan memutuskan untuk menggunakan senjata mereka."
Beyza Unal, wakil direktur program keamanan internasional di lembaga think tank Chatham House, mengatakan dia memahami mengapa Ukraina mungkin merasa "dikhianati" tetapi mengatakan memorandum itu memberi negara mereka "assurances"—bukan "guarantee"—yang tidak mengikat secara hukum dan tidak ada mekanisme penegakan.
Dia juga menunjukkan bahwa senjata nuklir yang diwarisi Ukraina tidak dapat digunakan tanpa berinvestasi dalam infrastruktur tambahan.
"Itu adalah inventaris Soviet," katanya.
"Anda tidak dapat benar-benar menggunakan senjata itu tanpa memiliki struktur komando dan kontrol yang terkait dengan sistem senjata."
"Hampir tidak mungkin bagi Ukraina di masa lalu untuk menggunakannya bahkan sebagai alat tawar-menawar untuk masa depan," imbuh dia.
Dia menambahkan bahwa tidak diketahui apakah Rusia akan menyerang Ukraina jika negara itu menyimpan senjata nuklir dan berinvestasi dalam program nuklir pasca-Soviet.
Dia mencontohkan Perang Yom Kippur 1973 yang terjadi meski ada rumor Israel telah mulai mengembangkan senjata nuklir sebelum itu.
Dia mengatakan memiliki senjata nuklir tidak akan selalu mencegah negara diserang. "Itu hanya spekulasi," katanya.
"Apa yang disadari dunia pada 1960-an, 1970-an, adalah bahwa jika semakin banyak negara memiliki senjata nuklir, maka itu akan menyebabkan bencana besar," katanya. "Karena pada akhirnya, seseorang akan memutuskan untuk menggunakan senjata mereka."
Lihat Juga :
tulis komentar anda