AS Kerahkan 3 Kapal Induk ke Indo-Pasifik, Warning bagi China

Senin, 15 Juni 2020 - 08:27 WIB
Kapal induk bertenaga nuklir USS Theodore Roosevelt Angkatan Laut Amerika Serikat. Foto/US Navy
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun, mengerahkan tiga kapal induk sekaligus ke perairan Indo-Pasifik. Para pakar berpendapat unjuk kekuatan besar-besaran Washington ini menjadi warning (peringatan) bagi China .

Tiga kapal induk dan kelompok tempurnya yang dikerahkan Amerika adalah USS Theodore Roosevelt, USS Nimitz, dan USS Ronald Reagan.

Penampilan simultan yang tidak biasa dari tiga kapal induk, disertai dengan kapal penjelajah, kapal perusak, jet tempur dan pesawat lainnya, muncul ketika AS meningkatkan kritik terhadap respons Beijing terhadap pandemi virus corona baru (Covid-19), langkah-langkahnya untuk memaksakan kontrol yang lebih besar atas Hong Kong dan kampanyenya untuk melakukan militerisasi di pulau buatan di Laut China Selatan. (Baca: Tegang dengan China, AS Kerahkan 2 Kapal Induk ke Pasifik )



"Ada beberapa indikasi dalam tulisan-tulisan China bahwa Amerika Serikat dihantam keras oleh Covid-19, bahwa kesiapan militer rendah, jadi mungkin ada upaya Amerika Serikat untuk memberi sinyal kepada China bahwa mereka tidak boleh salah perhitungan," kata Bonnie Glaser, direktur China Power Project di Center for Strategic and International Studies (CSIS), seperti dikutip TIME.

"Orang China pasti akan menggambarkan ini sebagai contoh provokasi AS, dan sebagai bukti bahwa AS adalah sumber ketidakstabilan di kawasan tersebut," ujarnya.

Presiden Donald Trump, yang dikritik karena penanganannya di dalam negeri terhadap pandemi Covid-19, telah mengutuk China atas apa yang dia lihat sebagai kegagalan untuk secara memadai memperingatkan dunia tentang ancaman Covid-19. Pemerintah AS juga telah ancang-ancang untuk mengusir mahasiswa pascasarjana dan peneliti China yang terkait Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) atau layanan keamanan China lainnya dari wilayah AS.

Strategi pertahanan nasional AS mengutip China sebagai masalah keamanan utama, dan para pemimpin Pentagon telah bekerja untuk mengalihkan lebih banyak sumber daya dan aset militer ke wilayah Indo-Pasifik untuk memerangi apa yang mereka lihat sebagai pengaruh ekonomi dan militer Beijing yang meningkat.

“Kemampuan untuk hadir dengan cara yang kuat adalah bagian dari kompetisi. Dan karena saya selalu memberi tahu teman-teman saya di sini, Anda harus hadir untuk menang ketika Anda berkompetisi," kata Laksamana Muda Stephen Koehler, direktur operasi di Komando Indo-Pasifik AS. (Baca juga: China Usir Kapal Perang AS Bersenjata Rudal dari Laut China Selatan )

"Operator dan kelompok tempur kapal induk yang besar merupakan simbol fenomenal kekuatan Angkatan Laut Amerika. Saya benar-benar bersemangat bahwa kami memiliki tiga dari mereka saat ini," ujarnya.

Berbicara kepada The Associated Press dari kantornya di Hawaii, Koehler mengatakan China perlahan dan secara metodis membangun pos-pos militer di Laut China Selatan, menempatkan sistem rudal dan peperangan elektronik di sana.

Sedangkan AS dan sekutu serta negara-negara mitranya di kawasan Indo-Pasifik telah meningkatkan operasi di dekat pulau-pulau buatan China untuk mencoba menumpulkan pembangunan China. Hanya saja, upaya-upaya itu belum membuahkan hasil.

Media pemerinth China, Global Times, juga menyoroti pengerahan tiga kapal induk Amerika di perairan Indo-Pasifik. Kapal USS Theodore Roosevelt dan kelompok tempurnya saat ini beroperasi di dekat Guam. Sedangkan kapal USS Nimitz dan kelompok tempurnya berada di Pasifik di lepas Pantai Barat AS, dan kapal USS Ronald Reagan dan kelompok tempurnya beroperasi di Laut Filipina.

Zhang Junshe, seorang peneliti senior di PLA Naval Military Studies Research Institute mengatakan Angkatan Laut AS terakhir kali mengirim tiga kapal induk ke wilayah tersebut pada 2017.

"Meskipun itu bukan praktik umum untuk mengerahkan tiga kapal induk AS di Pasifik Barat, itu terjadi sebelumnya, jadi ini bukan berita baru," katanya.

"Angkatan Laut AS menyebarkan kelompok-kelompok tempur kapal induknya di seluruh dunia. Tetapi biasanya tidak banyak dibahas dalam berita. Eksposur media profil tinggi kali ini patut diperhatikan karena mewujudkan kurangnya kepercayaan AS," imbuh dia, Minggu (14/6/2020).
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More