Mereka yang Tidak Boleh Dibunuh dalam Perang, Salah Satunya Wartawan
Sabtu, 26 Februari 2022 - 06:01 WIB
KIEV - Perang antara Rusia dan Ukraina tengah meledak saat ini. Kedua negara tersebut sebenarnya sudah terlibat konflik sejak 2014.
Namun, beberapa bulan belakangan ini hubungan keduanya semakin memanas lantaran Rusia menempatkan ratusan ribu tentaranya di perbatasan Rusia dan Ukraina.
Kini, Rusia melakukan invansi ke negara tersebut dan menyebabkan 57 orang tewas dan 169 orang mengalami luka. Hal itu dikatakan Menteri Kesehatan Ukraina, dilansir Al Jazeera.
Dalam situasi perang, ada pihak-pihak yang tidak boleh dibunuh. Selain itu, pihak-pihak ini juga tidak boleh ditinggalkan dengan sengaja tanpa adanya perawatan dan penjagaan.
Konvensi Jenewa tahun 1949 telah menekankan bahwa mereka yang masuk ke dalam tim medis tidak boleh dilukai, apalagi dibunuh. Tim medis memiliki peran yang cukup krusial dalam merawat mereka yang terluka.
Pihak berikutnya yang tidak boleh diserang dan dibunuh adalah masyarakat sipil, termasuk di dalamnya anak-anak, wanita, dan orangtua yang sakit.
Konvensi Jenewa menyebut, wanita harus diperlakukan dengan hormat meskipun dalam situasi konflik. Sementara itu, kamp tawanan untuk pria dan wanita juga wajib dipisah, termasuk bagian kamar mandi.
Selama menjadi tawanan, wanita tidak boleh dikenakan hukuman berat atau diperlakukan keras.
Masyarakat yang berada di wilayah yang belum diduduki juga tidak boleh dibunuh, meskipun posisi musuh sudah sangat dekat.
Selanjutnya, pihak yang tidak boleh dibunuh dalam perang adalah orang-orang yang menyertai angkatan perang.
Maksudnya adalah orang-orang yang bukan merupakan anggota resmi angkatan perang tersebut.
Dalam Konvensi Jenewa, pihak yang masuk dalam kategori ini adalah wartawan perang, pemasok bantuan logistik (perbekalan), dan anggota sipil awak pesawat terbang militer.
Sementara itu, tentara yang terluka dan sudah menyatakan menyerah dengan meletakkan senjata pun tidak boleh dibunuh.
Namun, beberapa bulan belakangan ini hubungan keduanya semakin memanas lantaran Rusia menempatkan ratusan ribu tentaranya di perbatasan Rusia dan Ukraina.
Kini, Rusia melakukan invansi ke negara tersebut dan menyebabkan 57 orang tewas dan 169 orang mengalami luka. Hal itu dikatakan Menteri Kesehatan Ukraina, dilansir Al Jazeera.
Dalam situasi perang, ada pihak-pihak yang tidak boleh dibunuh. Selain itu, pihak-pihak ini juga tidak boleh ditinggalkan dengan sengaja tanpa adanya perawatan dan penjagaan.
Baca Juga
Konvensi Jenewa tahun 1949 telah menekankan bahwa mereka yang masuk ke dalam tim medis tidak boleh dilukai, apalagi dibunuh. Tim medis memiliki peran yang cukup krusial dalam merawat mereka yang terluka.
Pihak berikutnya yang tidak boleh diserang dan dibunuh adalah masyarakat sipil, termasuk di dalamnya anak-anak, wanita, dan orangtua yang sakit.
Konvensi Jenewa menyebut, wanita harus diperlakukan dengan hormat meskipun dalam situasi konflik. Sementara itu, kamp tawanan untuk pria dan wanita juga wajib dipisah, termasuk bagian kamar mandi.
Selama menjadi tawanan, wanita tidak boleh dikenakan hukuman berat atau diperlakukan keras.
Masyarakat yang berada di wilayah yang belum diduduki juga tidak boleh dibunuh, meskipun posisi musuh sudah sangat dekat.
Selanjutnya, pihak yang tidak boleh dibunuh dalam perang adalah orang-orang yang menyertai angkatan perang.
Maksudnya adalah orang-orang yang bukan merupakan anggota resmi angkatan perang tersebut.
Dalam Konvensi Jenewa, pihak yang masuk dalam kategori ini adalah wartawan perang, pemasok bantuan logistik (perbekalan), dan anggota sipil awak pesawat terbang militer.
Sementara itu, tentara yang terluka dan sudah menyatakan menyerah dengan meletakkan senjata pun tidak boleh dibunuh.
(sya)
tulis komentar anda