Biden Umumkan Tahap Pertama Sanksi Baru Rusia, Hindari Senjata Makan Tuan
Rabu, 23 Februari 2022 - 06:55 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan sanksi ekonomi baru akan diterapkan pada lembaga keuangan terbesar Rusia, serta “elit dan anggota keluarga Rusia.”
Pengumuman pada Selasa (22/2/2022) itu sebagai tanggapan atas pengakuan Moskow baru-baru ini terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk. Biden menyebut pengakuan itu sebagai "awal invasi" ke Ukraina.
Presiden mengatakan dia juga bekerja dengan Jerman untuk mencegah jalur pipa Nord Stream 2 bergerak maju dan memotong “pemerintah Rusia dari pembiayaan Barat.”
Pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin atas wilayah-wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina ditanggapi kemarahan dari Barat. “Itu menyiapkan alasan untuk mengambil lebih banyak wilayah dengan paksa,” ujar Biden.
Biden mengklaim Rusia telah memindahkan pasukan dan peralatan militer secara strategis untuk apa yang bisa menjadi invasi skala besar.
“Sederhananya, Rusia baru saja mengumumkan bahwa mereka sedang mengukir sebagian besar Ukraina,” ujar Biden.
Dia mengatakan AS akan mendukung sekutu NATO-nya, sementara juga bersikeras AS “tidak berniat memerangi Rusia.”
Sanksi baru, klaimnya, adalah "langkah yang benar-benar defensif di pihak kami."
Presiden AS juga berjanji sanksi lebih lanjut akan dijatuhkan “jika Rusia melangkah lebih jauh” dengan apa yang disebutnya berkali-kali sebagai “invasi.”
“Siapa dalam nama Tuhan yang menurut Putin memberinya hak mendeklarasikan apa yang disebut ‘negara’ baru di wilayah milik tetangganya?” ungkap Biden mengatakan tentang Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.
Biden mengakui tindakannya dapat menimbulkan "biaya" baik di Rusia dan AS. Biden bersikeras bahwa dia berkoordinasi dengan produsen minyak untuk mengurangi kenaikan harga energi lebih lanjut untuk orang Amerika, yang telah melihat harga gas naik terus sejak tahun lalu.
“Saya akan mengambil tindakan tegas memastikan rasa sakit akibat sanksi kami ditargetkan pada ekonomi Rusia, bukan milik kami,” papar Biden, mengakui sanksi itu bisa menjadi senjata makan tuan bagi AS.
Putin mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk pada Senin. Dia menuduh Ukraina memiliki "nasionalisme ekstrem" dan "Russophobia" sehingga mendiskriminasi penutur bahasa Rusia sementara tidak mengakui sejarah kawasan itu.
Kini Rusia mengumpulkan pasukan di dua wilayah yang memisahkan diri itu untuk menghentikan serangan brutal dari Ukraina yang telah berlangsung beberapa hari.
“Izinkan saya menekankan sekali lagi bahwa Ukraina bukan hanya negara tetangga bagi kami. Ini adalah bagian integral dari sejarah, budaya, dan dunia spiritual kita sendiri,” tegas Putin.
Dia menekankan, “Rakyat Ukraina adalah orang-orang yang memiliki ikatan darah dan keluarga dengan Rusia.”
Putin menambahkan, “Ukraina modern sepenuhnya diciptakan oleh Rusia, atau lebih tepatnya, oleh Rusia Komunis Bolshevik.”
Putin juga mengatakan ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO berarti “ancaman serangan langsung terhadap negara kami.”
Ambisi Ukraina itu, menurut Putin adalah upaya menimbulkan konflik dengan negara-negara asing dan mengirim penyabotase untuk menargetkan infrastruktur Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi pengakuan wilayah tersebut dengan mengatakan negaranya dapat memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Rusia.
Dia bersikeras bahwa perbatasan tetap sama terlepas dari pengumuman Putin yang mengakui perbatasan dua negara baru itu.
Pengumuman pada Selasa (22/2/2022) itu sebagai tanggapan atas pengakuan Moskow baru-baru ini terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk. Biden menyebut pengakuan itu sebagai "awal invasi" ke Ukraina.
Presiden mengatakan dia juga bekerja dengan Jerman untuk mencegah jalur pipa Nord Stream 2 bergerak maju dan memotong “pemerintah Rusia dari pembiayaan Barat.”
Pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin atas wilayah-wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina ditanggapi kemarahan dari Barat. “Itu menyiapkan alasan untuk mengambil lebih banyak wilayah dengan paksa,” ujar Biden.
Biden mengklaim Rusia telah memindahkan pasukan dan peralatan militer secara strategis untuk apa yang bisa menjadi invasi skala besar.
“Sederhananya, Rusia baru saja mengumumkan bahwa mereka sedang mengukir sebagian besar Ukraina,” ujar Biden.
Dia mengatakan AS akan mendukung sekutu NATO-nya, sementara juga bersikeras AS “tidak berniat memerangi Rusia.”
Sanksi baru, klaimnya, adalah "langkah yang benar-benar defensif di pihak kami."
Presiden AS juga berjanji sanksi lebih lanjut akan dijatuhkan “jika Rusia melangkah lebih jauh” dengan apa yang disebutnya berkali-kali sebagai “invasi.”
“Siapa dalam nama Tuhan yang menurut Putin memberinya hak mendeklarasikan apa yang disebut ‘negara’ baru di wilayah milik tetangganya?” ungkap Biden mengatakan tentang Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.
Biden mengakui tindakannya dapat menimbulkan "biaya" baik di Rusia dan AS. Biden bersikeras bahwa dia berkoordinasi dengan produsen minyak untuk mengurangi kenaikan harga energi lebih lanjut untuk orang Amerika, yang telah melihat harga gas naik terus sejak tahun lalu.
“Saya akan mengambil tindakan tegas memastikan rasa sakit akibat sanksi kami ditargetkan pada ekonomi Rusia, bukan milik kami,” papar Biden, mengakui sanksi itu bisa menjadi senjata makan tuan bagi AS.
Putin mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk pada Senin. Dia menuduh Ukraina memiliki "nasionalisme ekstrem" dan "Russophobia" sehingga mendiskriminasi penutur bahasa Rusia sementara tidak mengakui sejarah kawasan itu.
Kini Rusia mengumpulkan pasukan di dua wilayah yang memisahkan diri itu untuk menghentikan serangan brutal dari Ukraina yang telah berlangsung beberapa hari.
“Izinkan saya menekankan sekali lagi bahwa Ukraina bukan hanya negara tetangga bagi kami. Ini adalah bagian integral dari sejarah, budaya, dan dunia spiritual kita sendiri,” tegas Putin.
Dia menekankan, “Rakyat Ukraina adalah orang-orang yang memiliki ikatan darah dan keluarga dengan Rusia.”
Putin menambahkan, “Ukraina modern sepenuhnya diciptakan oleh Rusia, atau lebih tepatnya, oleh Rusia Komunis Bolshevik.”
Putin juga mengatakan ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO berarti “ancaman serangan langsung terhadap negara kami.”
Ambisi Ukraina itu, menurut Putin adalah upaya menimbulkan konflik dengan negara-negara asing dan mengirim penyabotase untuk menargetkan infrastruktur Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi pengakuan wilayah tersebut dengan mengatakan negaranya dapat memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Rusia.
Dia bersikeras bahwa perbatasan tetap sama terlepas dari pengumuman Putin yang mengakui perbatasan dua negara baru itu.
(sya)
tulis komentar anda