Parlemen Rusia Restui Putin Kerahkan Militer ke Luar Negeri
Rabu, 23 Februari 2022 - 01:28 WIB
MOSKOW - Majelis tinggi parlemen Rusia telah memberikan izin bagi militer negara itu untuk ditempatkan di luar negeri, menyusul permintaan yang diajukan oleh Presiden Vladimir Putin .
Otorisasi tersebut memberikan Putin hak untuk menggunakan pasukan Rusia di luar negeri sesuai dengan prinsip dan norma hukum internasional, resolusi Senat Rusia, yang dirilis ke media, menunjukkan seperti dilansir dari Russia Today, Rabu (23/2/2022).
Dokumen tersebut tidak memberlakukan batasan spesifik apa pun pada penggunaan militer, dengan jumlah pasukan, serta bidang kegiatan mereka, tujuan mereka, dan lama tinggal di luar Rusia yang akan diputuskan oleh presiden sesuai dengan dengan Konstitusi.
Menjelang pemungutan suara, perwakilan komite mengatakan mereka mendukung otorisasi tersebut, menyarankan pasukan dapat dikirim ke Donbass sebagai penjaga perdamaian.
Ketua Dewan Federasi Rusia, Valentina Matvienko, mengatakan mereka akan menciptakan kondisi normal bagi kehidupan masyarakat dan memastikan keamanan di sana.
Keputusan itu diambil setelah Rusia mengakui Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Lugansk (LPR) yang memisahkan diri di Ukraina timur.
Kemudian pada hari Selasa, Putin mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow siap memberikan dukungan militer ke republik Donbass, jika diperlukan. Putin berbicara hal itu di Kremlin setelah mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Azerbaijan, Ilham Aliyev.
“Kemarin kami menandatangani kesepakatan dengan DPR dan LPR. Itu berisi klausul yang akan kami berikan, antara lain, bantuan militer. Jika perlu, kami akan memenuhi kewajiban kami,” ujarnya.
Segera setelah mengumumkan pengakuan DPR dan LPR pada hari Senin, Putin menandatangani perjanjian persahabatan dan kerja sama bilateral dengan masing-masing republik.
Perjanjian tersebut diratifikasi pada hari Selasa oleh kedua kamar di parlemen Rusia, serta oleh legislatif di DPR dan LPR. Putin menjelaskan keputusannya dalam pidato televisi, menyalahkan Kiev dan mengklaim pihak berwenang Ukraina berusaha untuk mengakhiri konflik selama bertahun-tahun dengan kekerasan daripada melalui negosiasi.
“Mereka tidak tertarik pada solusi damai – mereka ingin memulai Blitzkreig (serangan kilat),” kata Putin.
“Setiap hari mereka mengumpulkan pasukan di Donbass,” imbunhnya.
Otorisasi tersebut memberikan Putin hak untuk menggunakan pasukan Rusia di luar negeri sesuai dengan prinsip dan norma hukum internasional, resolusi Senat Rusia, yang dirilis ke media, menunjukkan seperti dilansir dari Russia Today, Rabu (23/2/2022).
Dokumen tersebut tidak memberlakukan batasan spesifik apa pun pada penggunaan militer, dengan jumlah pasukan, serta bidang kegiatan mereka, tujuan mereka, dan lama tinggal di luar Rusia yang akan diputuskan oleh presiden sesuai dengan dengan Konstitusi.
Menjelang pemungutan suara, perwakilan komite mengatakan mereka mendukung otorisasi tersebut, menyarankan pasukan dapat dikirim ke Donbass sebagai penjaga perdamaian.
Ketua Dewan Federasi Rusia, Valentina Matvienko, mengatakan mereka akan menciptakan kondisi normal bagi kehidupan masyarakat dan memastikan keamanan di sana.
Keputusan itu diambil setelah Rusia mengakui Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Lugansk (LPR) yang memisahkan diri di Ukraina timur.
Baca Juga
Kemudian pada hari Selasa, Putin mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow siap memberikan dukungan militer ke republik Donbass, jika diperlukan. Putin berbicara hal itu di Kremlin setelah mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Azerbaijan, Ilham Aliyev.
“Kemarin kami menandatangani kesepakatan dengan DPR dan LPR. Itu berisi klausul yang akan kami berikan, antara lain, bantuan militer. Jika perlu, kami akan memenuhi kewajiban kami,” ujarnya.
Segera setelah mengumumkan pengakuan DPR dan LPR pada hari Senin, Putin menandatangani perjanjian persahabatan dan kerja sama bilateral dengan masing-masing republik.
Perjanjian tersebut diratifikasi pada hari Selasa oleh kedua kamar di parlemen Rusia, serta oleh legislatif di DPR dan LPR. Putin menjelaskan keputusannya dalam pidato televisi, menyalahkan Kiev dan mengklaim pihak berwenang Ukraina berusaha untuk mengakhiri konflik selama bertahun-tahun dengan kekerasan daripada melalui negosiasi.
“Mereka tidak tertarik pada solusi damai – mereka ingin memulai Blitzkreig (serangan kilat),” kata Putin.
“Setiap hari mereka mengumpulkan pasukan di Donbass,” imbunhnya.
(ian)
tulis komentar anda