Prancis, AS dan Jerman Kecam Pengakuan Putin atas Kemerdekaan Ukraina Timur

Selasa, 22 Februari 2022 - 07:55 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin resmi akui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur. Prancis, AS, Jerman dan bahkan NATO ramai-ramai mengecam tindakan Putin. Foto/Sputnik/Alexey Nikolsky
PARIS - Prancis , Amerika Serikat (AS), dan Jerman ikut mengecam keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengakui kemerdekaan dua wilayah Ukraina timur yang dikuasai separatis pro-Moskow, Donetsk dan Luhansk.

Menurut Paris, tindakan Moskow merupakan pelanggaran kedaulatan Ukraina.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB. Dia juga mendesak Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada Rusia sebagai respons.

"Pengumuman Putin yang mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka jelas merupakan pelanggaran sepihak terhadap komitmen internasional Rusia dan serangan terhadap kedaulatan Ukraina,” kata Macron dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Russia Today, Selasa (22/2/2022).





Pemimpin Prancis itu kemudian menelepon Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Transkrip telepon yang disampaikan Gedung Putih mengatakan ketiganya sangat mengutuk pengakuan Rusia atas apa yang disebut sebagai wilayah DNR [Republik Rakyat Donetsk] dan LNR [Republik Rakyat Luhansk] Ukraina.

"Dan akan terus mengoordinasikan tanggapannya pada langkah [mereka] selanjutnya," bunyi pernyataan Gedung Putih.

Menurut Berlin, ketiga pemimpin sepakat bahwa langkah sepihak Rusia merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Minsk–perjanjian antara Jerman, Prancis dan Rusia untuk menengahi konflik di Ukraina.

"Jerman, Prancis, dan AS mengutuk keras keputusan presiden Rusia itu," kata pihak Jerman yang membacakan transkrip telepon tersebut.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah memperingatkan bahwa Uni Eropa akan bereaksi dengan persatuan atas pengakuan Rusia atas Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More