Jerman dan Prancis Desak Semua Warganya Tinggalkan Ukraina

Senin, 21 Februari 2022 - 02:00 WIB
Ilustrasi
BERLIN - Kantor Luar Negeri Jerman telah meningkatkan peringatannya bagi warganya untuk meninggalkan Ukraina , dengan alasan meningkatnya ketegangan dan penumpukan pasukan Rusia di perbatasan.

Kementerian Luar Negeri Jerman pada Sabtu (19/2/2022) meningkatkan peringatan perjalanan dan keamanannya untuk Ukraina. Kantor itu juga mendesak semua warga negaranya untuk meninggalkan Ukraina karena risiko kemungkinan konfrontasi militer.



Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Jermah telah meminta warga Jerman untuk meninggalkan Ukraina, tetapi peringatan terbaru lebih mendesak. "Warga negara Jerman segera diminta untuk meninggalkan negara itu sekarang. Konfrontasi militer bisa terjadi kapan saja," sebut pernyataan Kemenlu Jerman, seperti dikutip dari Deutsche Welle, Minggu (20/2/2022).



"Bepergian ke luar negeri tepat waktu. Jika ada serangan Rusia ke Ukraina, pilihan untuk membantu warga negara Jerman sangat terbatas," lanjut pernyataan tersebut. Awal pekan ini, kementerian mengatakan sebagian besar anggota staf telah meninggalkan Kedutaan Besar Jerman di ibukota Ukraina, Kiev.

Anggota keluarga dan karyawan yang diperbantukan yang tidak terlalu dibutuhkan untuk operasi bisnis sebagian besar telah meninggalkan negara itu, kata kementerian itu.



Maskapai nasional Jerman Lufthansa pada hari Sabtu mengatakan menghentikan semua penerbangan ke Kiev dan kota pesisir Odessa pada hari Senin. “Penerbangan akan ditangguhkan untuk sementara waktu hingga akhir Februari," perusahaan mengumumkan.

Sementara itu, Prancis pada hari Sabtu juga merekomendasikan kepada semua warganya bahwa mereka harus meninggalkan Ukraina. Bagi mereka yang berada di daerah yang paling terbuka, seperti di oblast Kharkiv, Luhansk dan Donetsk, serta di wilayah Dnipro, Paris menyarankan mereka untuk pindah "tanpa penundaan."

"Disarankan kepada semua warga negara Prancis yang tidak berada di Ukraina karena alasan kuat untuk meninggalkan negara itu," kata Kementerian Luar Negeri Prancis.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More