Sekjen NATO: Rusia Sedang Rencanakan Serangan Skala Penuh
Minggu, 20 Februari 2022 - 19:41 WIB
BERLIN - Sekretaris Jenderal NATO , Jens Stoltenberg mengatakan, bahwa "semua tanda" menunjukkan bahwa Rusia akan menyerang Ukraina . Pernyataan ini dilontarkan Stoltenberg, saat NATO merelokasi staf-nya dari Kiev.
Stoltenberg mengatakan kepada penyiar publik Jerman, ARD pada hari Sabtu (19/2/2022), bahwa semua tanda menunjukkan Rusia "merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina."
"Tidak ada pasukan yang ditarik, seperti yang dikatakan Rusia. Tetapi, pasukan baru sedang ditambahkan," katanya, seperti dikutip dari Deutsche Welle, Minggu (20/2/2022). Ia juga menambahkan bahwa ada juga indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk membuat dalih untuk melancarkan serangan.
Namun, Stoltenberg mengatakan, NATO berkomitmen untuk solusi politik. "Kami ingin membuat Rusia mengubah arah dan duduk bersama kami," katanya.
Pernyataan Stoltenberg muncul setelah beberapa pejabat tinggi militer Ukraina selamat dari serangan penembakan saat melakukan tur garis depan di Ukraina timur pada hari Sabtu. Para pejabat yang mensurvei daerah itu termasuk menteri Ukraina Denys Monastryrskiy. Para pejabat melarikan diri ke tempat perlindungan bom dan kemudian meninggalkan daerah itu.
Pertempuran telah meningkat di wilayah tersebut, dengan Ukraina melaporkan dua tentaranya telah tewas oleh serangan separatis pada hari Sabtu. Empat prajurit lainnya terluka. Kematian itu adalah yang pertama dalam lebih dari sebulan.
Monitor untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) melaporkan bahwa ada sekitar 1.500 pelanggaran gencatan senjata di Ukraina timur selama satu hari terakhir. Sementara kantor berita Reuters melaporkan beberapa ledakan di Donetsk yang dikuasai separatis Sabtu malam dan Minggu pagi.
NATO sendiri telah merelokasi staf dari Kiev ke Ukraina barat dan Brussel, di tengah meningkatnya ketegangan, menurut sebuah pernyataan yang dibagikan kepada Deutsche Welle. Ukraina bukan negara anggota NATO, dan NATO tidak memiliki pasukan di sana. Tetapi, ada bidang kerja sama dan beberapa negara anggota NATO telah memberikan kontribusi untuk pertahanan nasional Ukraina.
Stoltenberg mengatakan kepada penyiar publik Jerman, ARD pada hari Sabtu (19/2/2022), bahwa semua tanda menunjukkan Rusia "merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina."
"Tidak ada pasukan yang ditarik, seperti yang dikatakan Rusia. Tetapi, pasukan baru sedang ditambahkan," katanya, seperti dikutip dari Deutsche Welle, Minggu (20/2/2022). Ia juga menambahkan bahwa ada juga indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk membuat dalih untuk melancarkan serangan.
Namun, Stoltenberg mengatakan, NATO berkomitmen untuk solusi politik. "Kami ingin membuat Rusia mengubah arah dan duduk bersama kami," katanya.
Pernyataan Stoltenberg muncul setelah beberapa pejabat tinggi militer Ukraina selamat dari serangan penembakan saat melakukan tur garis depan di Ukraina timur pada hari Sabtu. Para pejabat yang mensurvei daerah itu termasuk menteri Ukraina Denys Monastryrskiy. Para pejabat melarikan diri ke tempat perlindungan bom dan kemudian meninggalkan daerah itu.
Pertempuran telah meningkat di wilayah tersebut, dengan Ukraina melaporkan dua tentaranya telah tewas oleh serangan separatis pada hari Sabtu. Empat prajurit lainnya terluka. Kematian itu adalah yang pertama dalam lebih dari sebulan.
Monitor untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) melaporkan bahwa ada sekitar 1.500 pelanggaran gencatan senjata di Ukraina timur selama satu hari terakhir. Sementara kantor berita Reuters melaporkan beberapa ledakan di Donetsk yang dikuasai separatis Sabtu malam dan Minggu pagi.
NATO sendiri telah merelokasi staf dari Kiev ke Ukraina barat dan Brussel, di tengah meningkatnya ketegangan, menurut sebuah pernyataan yang dibagikan kepada Deutsche Welle. Ukraina bukan negara anggota NATO, dan NATO tidak memiliki pasukan di sana. Tetapi, ada bidang kerja sama dan beberapa negara anggota NATO telah memberikan kontribusi untuk pertahanan nasional Ukraina.
(esn)
tulis komentar anda