Barat Sebut Iran Ingin Bangun Senjata Nuklir, Khamenei: Omong Kosong
Kamis, 17 Februari 2022 - 18:16 WIB
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan pada hari Rabu bahwa keputusan untuk menyelamatkan kesepakatan itu hanya beberapa hari lagi. Kemudian pada hari yang sama, kepala negosiator nuklir Iran Ali Bagheri-Kani mengatakan di Twitter: “Kita lebih dekat dari sebelumnya untuk mencapai kesepakatan.”
Namun ia menambahkan: “Tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati.”
Pejabat Barat selama berbulan-bulan memperingatkan bahwa hanya ada beberapa minggu tersisa untuk menyelamatkan perjanjian nuklir Iran. Perhatian utama mereka adalah bahwa perjanjian itu akan segera menjadi usang karena kemajuan nuklir Iran.
Pembicaraan Wina, yang dimulai pada April 2021, bertujuan untuk membawa Iran kembali mematuhi kesepakatan dan memfasilitasi kembalinya AS ke kesepakatan itu. Kesepakatan itu menawarkan keringanan sanksi untuk Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.
Washington menarik diri dari kesepakatan pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump saat itu, menerapkan kembali sanksi besar-besaran terhadap Teheran.
Iran mulai melanggar pembatasan kesepakatan setelah penarikan AS dari kesepakatan. Teheran sejak itu mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen – sebuah langkah besar mendekati 90 persen yang dibutuhkan untuk bahan tingkat senjata.
Namun ia menambahkan: “Tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati.”
Pejabat Barat selama berbulan-bulan memperingatkan bahwa hanya ada beberapa minggu tersisa untuk menyelamatkan perjanjian nuklir Iran. Perhatian utama mereka adalah bahwa perjanjian itu akan segera menjadi usang karena kemajuan nuklir Iran.
Pembicaraan Wina, yang dimulai pada April 2021, bertujuan untuk membawa Iran kembali mematuhi kesepakatan dan memfasilitasi kembalinya AS ke kesepakatan itu. Kesepakatan itu menawarkan keringanan sanksi untuk Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.
Washington menarik diri dari kesepakatan pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump saat itu, menerapkan kembali sanksi besar-besaran terhadap Teheran.
Iran mulai melanggar pembatasan kesepakatan setelah penarikan AS dari kesepakatan. Teheran sejak itu mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen – sebuah langkah besar mendekati 90 persen yang dibutuhkan untuk bahan tingkat senjata.
Baca Juga
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda