Ortu Siswi Muslim India: Apa Salahnya Jika Anak Kami Berhijab?
Rabu, 16 Februari 2022 - 17:37 WIB
Orang tua siswi lainnya, Nasir Sharif (43) mengatakan, putrinya yang berusia 15 tahun disuruh melepas jilbabnya di gerbang sekolah pada Rabu di distrik Chikmagalur. Dia membujuk otoritas sekolah untuk mengizinkannya menghapusnya hanya di kelas.
"Putri saya telah mengenakan jilbab sejak dia berusia lima tahun. Itu untuk melindungi martabatnya. Apa yang mereka minta kami lakukan adalah memalukan," kata Sharif kepada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Sebuah video di media sosial yang tidak dapat diverifikasi secara independen menunjukkan sekitar selusin gadis berburka berteriak, "Kami menginginkan keadilan! Allahu Akbar (Tuhan Maha Besar)", setelah dilarang masuk kelas.
Perselisihan tersebut telah meningkatkan ketakutan di kalangan Muslim di India, dengan banyak yang mengatakan mereka merasa diserang oleh pemerintah Perdana Menteri nasionalis Hindu Narendra Modi.
Rashad Hussain, Duta Besar Amerika Serikat untuk kebebasan beragama internasional, mentweet pekan lalu bahwa larangan jilbab di sekolah-sekolah "melanggar kebebasan beragama dan menstigmatisasi serta meminggirkan perempuan dan anak perempuan".
"Putri saya telah mengenakan jilbab sejak dia berusia lima tahun. Itu untuk melindungi martabatnya. Apa yang mereka minta kami lakukan adalah memalukan," kata Sharif kepada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Sebuah video di media sosial yang tidak dapat diverifikasi secara independen menunjukkan sekitar selusin gadis berburka berteriak, "Kami menginginkan keadilan! Allahu Akbar (Tuhan Maha Besar)", setelah dilarang masuk kelas.
Perselisihan tersebut telah meningkatkan ketakutan di kalangan Muslim di India, dengan banyak yang mengatakan mereka merasa diserang oleh pemerintah Perdana Menteri nasionalis Hindu Narendra Modi.
Rashad Hussain, Duta Besar Amerika Serikat untuk kebebasan beragama internasional, mentweet pekan lalu bahwa larangan jilbab di sekolah-sekolah "melanggar kebebasan beragama dan menstigmatisasi serta meminggirkan perempuan dan anak perempuan".
(esn)
tulis komentar anda