Ditanya Apakah Pasukan AS Ikut Berperang di Ukraina? Ini Jawaban Pentagon
Selasa, 15 Februari 2022 - 09:37 WIB
WASHINGTON - Juru bicara Pentagon John Kirby Prajurit menyatakan pasukan Amerika Serikat (AS) tidak akan berperang di Ukraina jika Rusia memutuskan untuk menyerang.
Pernyataan itu muncul pada Minggu (13/2/2022), di tengah meningkatnya kekhawatiran di Washington bahwa perang antara Rusia dan Ukraina sudah dekat.
Berbicara kepada MSNBC, Kirby menanggapi pernyataan Presiden AS Joe Biden pekan lalu bahwa tentara Amerika tidak akan diterbangkan ke Kiev untuk mengevakuasi warga AS yang berada di Ukraina.
“Presiden telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa pasukan AS tidak akan berperang di Ukraina,” papar Kirby mengulangi.
Dia menambahkan, “(Jika) kami menempatkan pasukan Amerika di sana, di bawah misi membantu mengevakuasi warga Amerika, Anda benar-benar meningkatkan risiko salah perhitungan dan tentu saja meningkatkan kemungkinan pasukan Amerika dan pasukan Rusia akan saling berperang.”
Menurut Kirby, ini akan membuat situasi dimulai "ke tingkat yang sama sekali baru."
Juru bicara Pentagon juga menekankan warga AS di Ukraina masih memiliki kemampuan meninggalkan negara itu. Dia mendesak mereka semua melakukannya.
Nasihat ini menggemakan pernyataan serupa yang dibuat Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pekan lalu, yang mendorong semua orang Amerika “untuk segera pergi” dari Ukraina.
“Kami ingin memperjelas hal ini: Setiap warga Amerika di Ukraina harus pergi sesegera mungkin, dan dalam hal apa pun, dalam 24 hingga 48 jam ke depan,” ujar dia.
“Kami jelas tidak bisa memprediksi masa depan. Kami tidak tahu persis apa yang akan terjadi. Tetapi risikonya sekarang cukup tinggi dan ancamannya sekarang cukup mendesak sehingga inilah yang dituntut kehati-hatian,” papar dia.
Jumat lalu, jajak pendapat yang diterbitkan The Economist/YouGov mengungkapkan hanya 13% orang dewasa AS percaya itu akan menjadi “ide yang baik” untuk mengerahkan pasukan untuk memerangi Rusia di Ukraina, dengan mayoritas (55%) menentang intervensi apa pun.
Namun, mereka yang disurvei lebih mendukung tindakan lain, seperti sanksi (50%), bantuan keuangan (42%), dan pengiriman senjata (38%).
Pernyataan itu muncul pada Minggu (13/2/2022), di tengah meningkatnya kekhawatiran di Washington bahwa perang antara Rusia dan Ukraina sudah dekat.
Berbicara kepada MSNBC, Kirby menanggapi pernyataan Presiden AS Joe Biden pekan lalu bahwa tentara Amerika tidak akan diterbangkan ke Kiev untuk mengevakuasi warga AS yang berada di Ukraina.
“Presiden telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa pasukan AS tidak akan berperang di Ukraina,” papar Kirby mengulangi.
Dia menambahkan, “(Jika) kami menempatkan pasukan Amerika di sana, di bawah misi membantu mengevakuasi warga Amerika, Anda benar-benar meningkatkan risiko salah perhitungan dan tentu saja meningkatkan kemungkinan pasukan Amerika dan pasukan Rusia akan saling berperang.”
Baca Juga
Menurut Kirby, ini akan membuat situasi dimulai "ke tingkat yang sama sekali baru."
Juru bicara Pentagon juga menekankan warga AS di Ukraina masih memiliki kemampuan meninggalkan negara itu. Dia mendesak mereka semua melakukannya.
Nasihat ini menggemakan pernyataan serupa yang dibuat Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pekan lalu, yang mendorong semua orang Amerika “untuk segera pergi” dari Ukraina.
“Kami ingin memperjelas hal ini: Setiap warga Amerika di Ukraina harus pergi sesegera mungkin, dan dalam hal apa pun, dalam 24 hingga 48 jam ke depan,” ujar dia.
“Kami jelas tidak bisa memprediksi masa depan. Kami tidak tahu persis apa yang akan terjadi. Tetapi risikonya sekarang cukup tinggi dan ancamannya sekarang cukup mendesak sehingga inilah yang dituntut kehati-hatian,” papar dia.
Jumat lalu, jajak pendapat yang diterbitkan The Economist/YouGov mengungkapkan hanya 13% orang dewasa AS percaya itu akan menjadi “ide yang baik” untuk mengerahkan pasukan untuk memerangi Rusia di Ukraina, dengan mayoritas (55%) menentang intervensi apa pun.
Namun, mereka yang disurvei lebih mendukung tindakan lain, seperti sanksi (50%), bantuan keuangan (42%), dan pengiriman senjata (38%).
(sya)
tulis komentar anda