Kamboja: Perwakilan non-Politik Myanmar Diundang ke Pertemuan ASEAN
Jum'at, 04 Februari 2022 - 05:19 WIB
PHNOM PENH - Kementerian Luar Negeri Kamboja mengatakan, perwakilan non-politik dari Myanmar telah diundang untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri Asia Tenggara akhir bulan ini. Junta militer Myanmar sendiri telah menunjuk Menteri Luar Negeri mereka untuk hadir di pertemuan tersebut.
“Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) belum mencapai konsensus untuk mengundang Menteri Luar Negeri Myanmar di tengah kurangnya kemajuan dalam rencana perdamaian ASEAN,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja Chum Sounry.
"Kami mendorong Myanmar untuk diwakili di retret oleh tingkat non-politik daripada membiarkan kursi kosong," kata Sounry kepada Reuters, Kamis (3/2/2022). Ia menyerahkan pada Myanmar untuk memutuskan siapa wakilnya.
Kamboja adalah ketua blok 10 anggota saat ini dan akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri pada 16 dan 17 Februari.
Kamboja juga mengaku "sangat prihatin" atas perkembangan di Myanmar, termasuk laporan kekerasan yang terus berlanjut dan memburuknya situasi kemanusiaan.
"Negara-negara anggota ASEAN menggarisbawahi urgensi penghentian segera kekerasan dan bagi semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya," kata pernyataan itu.
ASEAN tahun lalu mengambil langkah mengejutkan dengan melarang junta menghadiri pertemuan-pertemuan penting karena kegagalannya menghormati konsensus perdamaian ASEAN.
“Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) belum mencapai konsensus untuk mengundang Menteri Luar Negeri Myanmar di tengah kurangnya kemajuan dalam rencana perdamaian ASEAN,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja Chum Sounry.
"Kami mendorong Myanmar untuk diwakili di retret oleh tingkat non-politik daripada membiarkan kursi kosong," kata Sounry kepada Reuters, Kamis (3/2/2022). Ia menyerahkan pada Myanmar untuk memutuskan siapa wakilnya.
Kamboja adalah ketua blok 10 anggota saat ini dan akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri pada 16 dan 17 Februari.
Kamboja juga mengaku "sangat prihatin" atas perkembangan di Myanmar, termasuk laporan kekerasan yang terus berlanjut dan memburuknya situasi kemanusiaan.
"Negara-negara anggota ASEAN menggarisbawahi urgensi penghentian segera kekerasan dan bagi semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya," kata pernyataan itu.
ASEAN tahun lalu mengambil langkah mengejutkan dengan melarang junta menghadiri pertemuan-pertemuan penting karena kegagalannya menghormati konsensus perdamaian ASEAN.
Lihat Juga :
tulis komentar anda