Pakar: Senjata Nuklir Dikendalikan Bisa Picu Perang Dunia III Mengerikan
Kamis, 03 Februari 2022 - 12:45 WIB
WASHINGTON - Seorang pakar terkemuka memperingatkan bahaya mengerikan jika senjata nuklir dikendalikan oleh artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Teknologi canggih itu rentan melalukan kesalahan yang pada akhirnya akan memicu Perang Dunia (PD) III.
Zachary Kellenborn, seorang Policy Fellow di The Schar School of Policy and Government, menulis peringatan tersebut dalam Bulletin of the Atomic Scientists.
"Jika kecerdasan buatan mengendalikan senjata nuklir, kita semua bisa mati," tulis dia.
"Militer semakin memasukkan fungsi otonom ke dalam sistem senjata. Tidak ada jaminan bahwa beberapa militer tidak akan menempatkan AI yang bertanggung jawab atas peluncuran nuklir," lanjut dia, yang dilansir New York Post, Kamis (3/2/2022).
Menurutnya, segala moda canggih pembawa senjata nuklir rentan jika dikendalikan AI. Itu termasuk pesawat pengebom B-21 Amerika Serikat (AS), rudal hipersonik China, dan drone Poseidon Rusia.
Kellenborn, yang menggambarkan dirinya sebagai “Mad Scientist" Angkatan Darat AS, menjelaskan bahwa "kesalahan" adalah masalah terbesar dengan senjata nuklir otonom.
"Di dunia nyata, data mungkin bias atau tidak lengkap dalam segala hal," ujarnya.
"Dalam konteks senjata nuklir, pemerintah mungkin memiliki sedikit data tentang platform militer musuh; data yang ada mungkin bias secara struktural, misalnya dengan mengandalkan citra satelit; atau data mungkin tidak menjelaskan variasi yang diharapkan dan jelas seperti citra yang diambil selama cuaca berkabut, hujan, atau mendung," paparnya.
Zachary Kellenborn, seorang Policy Fellow di The Schar School of Policy and Government, menulis peringatan tersebut dalam Bulletin of the Atomic Scientists.
"Jika kecerdasan buatan mengendalikan senjata nuklir, kita semua bisa mati," tulis dia.
"Militer semakin memasukkan fungsi otonom ke dalam sistem senjata. Tidak ada jaminan bahwa beberapa militer tidak akan menempatkan AI yang bertanggung jawab atas peluncuran nuklir," lanjut dia, yang dilansir New York Post, Kamis (3/2/2022).
Menurutnya, segala moda canggih pembawa senjata nuklir rentan jika dikendalikan AI. Itu termasuk pesawat pengebom B-21 Amerika Serikat (AS), rudal hipersonik China, dan drone Poseidon Rusia.
Kellenborn, yang menggambarkan dirinya sebagai “Mad Scientist" Angkatan Darat AS, menjelaskan bahwa "kesalahan" adalah masalah terbesar dengan senjata nuklir otonom.
"Di dunia nyata, data mungkin bias atau tidak lengkap dalam segala hal," ujarnya.
"Dalam konteks senjata nuklir, pemerintah mungkin memiliki sedikit data tentang platform militer musuh; data yang ada mungkin bias secara struktural, misalnya dengan mengandalkan citra satelit; atau data mungkin tidak menjelaskan variasi yang diharapkan dan jelas seperti citra yang diambil selama cuaca berkabut, hujan, atau mendung," paparnya.
tulis komentar anda