Teman Putin: Damai dengan AS Hanya Mungkin Terjadi setelah Tata Dunia Baru
Senin, 31 Januari 2022 - 22:01 WIB
MOSKOW - Harapan hubungan antara Moskow dan Washington dapat berbalik arah tidak mungkin terjadi saat ini. Pernyataan itu diungkapkan teman Presiden Rusia Vladimir Putin, Aleksey Pushkov.
Politisi top Rusia itu mengklaim, hubungan damai muncul hanya ketika tatanan dunia baru didirikan saat ada lebih sedikit konflik antara kedua negara.
Berbicara sebagai bagian dari wawancara dengan Ukraina.ru awal pekan ini, sekutu dekat Putin itu memberikan pandangannya tentang dinamika kekuatan saat ini di panggung dunia.
“AS adalah hegemon yang secara bertahap kehilangan posisinya di dunia,” ujar mantan ketua Komite Urusan Luar Negeri Duma Negara Rusia itu, dilansir RT.com pada Minggu (30/1/2022).
“Mereka menderita kekalahan yang sangat serius di Timur Tengah, mereka kehilangan Suriah, mereka kalah dalam pertempuran untuk Afghanistan, mereka terpaksa menarik hampir semua pasukan mereka dari Irak pada akhir tahun 2021,” papar dia.
Menurut senator Rusia itu, “Mereka (para pejabat AS) berusaha mempertahankan pengaruh dominan mereka dengan melakukan konflik secara bersamaan dengan Rusia dan China, meskipun dengan tingkat intensitas yang berbeda.”
Pushkov mencatat tindakan itu menciptakan lingkungan yang gelisah, baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia.
“AS tidak lagi memperlakukan kita sebagai kekuatan sekunder. Mereka memperlakukan kita sebagai kekuatan terpenting, itulah sebabnya mereka menyebut Rusia, bukan China, sebagai salah satu masalah utama yang dihadapi pemerintahan Biden pada 2022,” ungkap dia.
Pushkov memperingatkan bahwa ini akan menjadi “tahun krisis antara Washington dan Moskow.”
"Seperti yang saya pahami, mereka sekarang ingin memecahkan 'masalah Rusia', yaitu menaklukkan hampir seluruh Eropa, mendorong Rusia ke pinggirannya," papar dia.
Dia menjelaskan, “Inilah yang mereka butuhkan untuk Ukraina. Fase selanjutnya adalah konfrontasi politik atau bahkan militer dengan China.”
Pushkov menambahkan, “Elit politik dan keuangan Amerika percaya bahwa mereka adalah satu-satunya yang dapat menjalankan dunia, dan tidak berniat membiarkan orang lain mengambil alih.”
“Jadi, sampai tatanan dunia baru didirikan di mana AS lebih lemah dan perannya berkurang, kita akan berada dalam konflik politik yang kurang lebih akut dengan mereka,” ujar dia.
Pernyataannya muncul di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara Timur dan Barat, dengan pejabat senior Amerika Serikat menuduh Moskow mengumpulkan pasukan dan perangkat keras di dekat perbatasan Ukraina menjelang invasi.
Pekan lalu, Biden mengancam akan memukul Presiden Rusia Vladimir Putin dengan sanksi yang "dia belum pernah terlihat sebelumnya” jika terjadi serangan.
Tuduhan serangan ke Ukraina itu berulang kali dibantah Kremlin.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, memperingatkan langkah seperti itu awal bulan ini. “Penjatuhan sanksi terhadap kepala negara dan terhadap pemimpin Rusia … adalah tindakan yang sebanding dengan memutuskan hubungan,” ujar dia.
Politisi top Rusia itu mengklaim, hubungan damai muncul hanya ketika tatanan dunia baru didirikan saat ada lebih sedikit konflik antara kedua negara.
Berbicara sebagai bagian dari wawancara dengan Ukraina.ru awal pekan ini, sekutu dekat Putin itu memberikan pandangannya tentang dinamika kekuatan saat ini di panggung dunia.
“AS adalah hegemon yang secara bertahap kehilangan posisinya di dunia,” ujar mantan ketua Komite Urusan Luar Negeri Duma Negara Rusia itu, dilansir RT.com pada Minggu (30/1/2022).
“Mereka menderita kekalahan yang sangat serius di Timur Tengah, mereka kehilangan Suriah, mereka kalah dalam pertempuran untuk Afghanistan, mereka terpaksa menarik hampir semua pasukan mereka dari Irak pada akhir tahun 2021,” papar dia.
Menurut senator Rusia itu, “Mereka (para pejabat AS) berusaha mempertahankan pengaruh dominan mereka dengan melakukan konflik secara bersamaan dengan Rusia dan China, meskipun dengan tingkat intensitas yang berbeda.”
Pushkov mencatat tindakan itu menciptakan lingkungan yang gelisah, baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia.
“AS tidak lagi memperlakukan kita sebagai kekuatan sekunder. Mereka memperlakukan kita sebagai kekuatan terpenting, itulah sebabnya mereka menyebut Rusia, bukan China, sebagai salah satu masalah utama yang dihadapi pemerintahan Biden pada 2022,” ungkap dia.
Pushkov memperingatkan bahwa ini akan menjadi “tahun krisis antara Washington dan Moskow.”
"Seperti yang saya pahami, mereka sekarang ingin memecahkan 'masalah Rusia', yaitu menaklukkan hampir seluruh Eropa, mendorong Rusia ke pinggirannya," papar dia.
Dia menjelaskan, “Inilah yang mereka butuhkan untuk Ukraina. Fase selanjutnya adalah konfrontasi politik atau bahkan militer dengan China.”
Pushkov menambahkan, “Elit politik dan keuangan Amerika percaya bahwa mereka adalah satu-satunya yang dapat menjalankan dunia, dan tidak berniat membiarkan orang lain mengambil alih.”
“Jadi, sampai tatanan dunia baru didirikan di mana AS lebih lemah dan perannya berkurang, kita akan berada dalam konflik politik yang kurang lebih akut dengan mereka,” ujar dia.
Pernyataannya muncul di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara Timur dan Barat, dengan pejabat senior Amerika Serikat menuduh Moskow mengumpulkan pasukan dan perangkat keras di dekat perbatasan Ukraina menjelang invasi.
Pekan lalu, Biden mengancam akan memukul Presiden Rusia Vladimir Putin dengan sanksi yang "dia belum pernah terlihat sebelumnya” jika terjadi serangan.
Tuduhan serangan ke Ukraina itu berulang kali dibantah Kremlin.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, memperingatkan langkah seperti itu awal bulan ini. “Penjatuhan sanksi terhadap kepala negara dan terhadap pemimpin Rusia … adalah tindakan yang sebanding dengan memutuskan hubungan,” ujar dia.
(sya)
tulis komentar anda