PBB: 2.000 Anak yang Direkrut Houthi Yaman Tewas di Medan Perang
Minggu, 30 Januari 2022 - 23:00 WIB
NEW YORK - PBB menyatakan dalam laporan terbarunya, ribuan anak telah direkrut oleh pemberontak Houthi Yaman . Mereka ikut berperang dan diinstruksikan untuk berteriak 'matilah Amerika, matilah Israel, kutuk orang-orang Yahudi’.
Hampir 2.000 tentara anak-anak yang direkrut oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran tewas dalam pertempuran antara Januari 2020 dan Mei 2021, menurut laporan baru PBB, seperti dikutip dari i24News, Sabtu (29/1/2022).
Para ahli menemukan bahwa gerakan Islam garis keras terus mendorong militerisasi dan indoktrinasi kaum muda selama perang saudara tujuh tahun dengan pemerintah negara yang diakui secara internasional.
“Anak-anak diinstruksikan untuk meneriakkan slogan Houthi `matilah Amerika, matilah Israel, kutuk orang-orang Yahudi, kemenangan bagi Islam,'” tulis empat anggota panel ahli dalam laporan yang diserahkan pekan lalu ke Dewan Keamanan PBB.
“Di satu kamp, anak-anak berusia 7 tahun diajari membersihkan senjata dan menghindari roket,” kata para ahli. Mereka mendokumentasikan 10 kasus di mana anak-anak diberitahu bahwa mereka akan menghadiri kursus budaya atau sudah mengambil kursus, tetapi malah dibawa ke medan perang.
Sembilan kasus juga didokumentasikan bantuan kemanusiaan untuk keluarga kontingen "semata-mata atas dasar apakah anak-anak mereka berpartisipasi dalam pertempuran atau guru atas dasar apakah mereka mengajarkan kurikulum Houthi."
Ada juga satu kasus kekerasan seksual yang terdokumentasi terhadap seorang anak yang menjalani pelatihan militer. Menurut laporan setebal 300 halaman, anak-anak itu berusia antara 10 dan 17 tahun dan banyak dari mereka tewas dalam pertempuran di Amran, Dhamar, Hajjah, Hodeida, Ibb, Saada dan Sanaa.
Hampir 2.000 tentara anak-anak yang direkrut oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran tewas dalam pertempuran antara Januari 2020 dan Mei 2021, menurut laporan baru PBB, seperti dikutip dari i24News, Sabtu (29/1/2022).
Para ahli menemukan bahwa gerakan Islam garis keras terus mendorong militerisasi dan indoktrinasi kaum muda selama perang saudara tujuh tahun dengan pemerintah negara yang diakui secara internasional.
“Anak-anak diinstruksikan untuk meneriakkan slogan Houthi `matilah Amerika, matilah Israel, kutuk orang-orang Yahudi, kemenangan bagi Islam,'” tulis empat anggota panel ahli dalam laporan yang diserahkan pekan lalu ke Dewan Keamanan PBB.
“Di satu kamp, anak-anak berusia 7 tahun diajari membersihkan senjata dan menghindari roket,” kata para ahli. Mereka mendokumentasikan 10 kasus di mana anak-anak diberitahu bahwa mereka akan menghadiri kursus budaya atau sudah mengambil kursus, tetapi malah dibawa ke medan perang.
Sembilan kasus juga didokumentasikan bantuan kemanusiaan untuk keluarga kontingen "semata-mata atas dasar apakah anak-anak mereka berpartisipasi dalam pertempuran atau guru atas dasar apakah mereka mengajarkan kurikulum Houthi."
Ada juga satu kasus kekerasan seksual yang terdokumentasi terhadap seorang anak yang menjalani pelatihan militer. Menurut laporan setebal 300 halaman, anak-anak itu berusia antara 10 dan 17 tahun dan banyak dari mereka tewas dalam pertempuran di Amran, Dhamar, Hajjah, Hodeida, Ibb, Saada dan Sanaa.
(esn)
tulis komentar anda