Ingin Kirim 5.000 Helm ke Ukraina, Jerman Diolok-olok
Jum'at, 28 Januari 2022 - 21:16 WIB
BERLIN - Jerman memutuskan akan mengirim bantuan 5.000 helm ke Ukraina di tengah kekhawatiran akan invasi Rusia . Namun, niat Berlin itu diolok-olok oleh warga sendiri juga oleh Wali Kota Kiev Vitali Klitschko.
Berbicara kepada media Jerman; Bild, Kamis (27/1/2022), Klitschko yang merupakan mantan juara tinju kelas berat dunia mengkritik Berlin karena kurangnya bantuan dalam memperkuat front timur negaranya.
Menurutnya, niat Jerman itu telah membuatnya “tidak bisa berkata-kata".
Klitschko adalah kepala Aliansi Demokratik Ukraina untuk Reformasi, sebuah partai pro-Eropa yang dengan faksi-faksi populer membentuk pemerintah koalisi lokal.
Pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengumumkan Berlin tidak akan mengirim senjata apa pun ke Ukraina, tetapi akan mengirimkan 5.000 helm pelindung.
“Menteri Pertahanan jelas tidak mengerti bahwa kita sedang berhadapan dengan tentara Rusia yang diperlengkapi dengan sempurna yang dapat mulai menyerang lebih jauh ke Ukraina kapan saja,” kata Klitschko kepada Bild.
"5.000 helm adalah lelucon mutlak. Apa yang akan dikirim Jerman sebagai dukungan selanjutnya? Bantal?”
Berlin memiliki kebijakan untuk tidak memasok senjata ke zona krisis, keputusan lama dari pemerintah sebelumnya yang juga didukung oleh koalisi baru yang dibentuk pada bulan Desember.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jerman telah berulang kali memutuskan untuk tidak memasok senjata mematikan. Ada alasan untuk ini, yang tentu saja juga didasarkan pada semua perkembangan beberapa tahun dan dekade terakhir," kata Kanselir Olaf Scholz Selasa, sehari sebelum keputusan untuk mengirim helm dibuat.
Sumbangan peralatan pelindung Jerman datang ketika Rusia dituduh menempatkan 100.000 tentara di perbatasan, dengan beberapa negara Barat mengeklaim bahwa Kremlin sedang merencanakan serangan.
Klaim seperti itu telah berulang kali ditolak Rusia, tetapi ketegangan tetap pada titik tertinggi sepanjang masa.
“Kami tidak bermaksud mengambil tindakan agresif. Kami tidak akan menyerang atau menginvasi Ukraina,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pekan lalu.
Seorang penulis dan politisi Jerman kelahiran Ukraina, Marina Weisband, menulis di Twitter dalam bahasa Jerman; "Rencananya jelas bagi 5.000 tentara Ukraina untuk berlari melintasi perbatasan dan mengadang pasukan Rusia yang dikerahkan di sana."
Dia lebih lanjut menyesalkan bahwa untuk mencegah perang perlu untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa setiap agresi akan menyebabkan pembatalan proyek Nord Stream 2 dan pemutusan hubungan Rusia dari SWIFT.
"Bisakah Anda menjadi lebih memalukan?" tanya Ruprecht Polenz, seorang anggota terkemuka Partai Demokrat Kristen, dalam tweet untuk mengungkapkan ketidaksenangannya atas keputusan pemerintah Jerman. "Apakah 5.000 helm membuat invasi Rusia lebih kecil kemungkinannya?"
Berbicara kepada media Jerman; Bild, Kamis (27/1/2022), Klitschko yang merupakan mantan juara tinju kelas berat dunia mengkritik Berlin karena kurangnya bantuan dalam memperkuat front timur negaranya.
Menurutnya, niat Jerman itu telah membuatnya “tidak bisa berkata-kata".
Klitschko adalah kepala Aliansi Demokratik Ukraina untuk Reformasi, sebuah partai pro-Eropa yang dengan faksi-faksi populer membentuk pemerintah koalisi lokal.
Pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengumumkan Berlin tidak akan mengirim senjata apa pun ke Ukraina, tetapi akan mengirimkan 5.000 helm pelindung.
“Menteri Pertahanan jelas tidak mengerti bahwa kita sedang berhadapan dengan tentara Rusia yang diperlengkapi dengan sempurna yang dapat mulai menyerang lebih jauh ke Ukraina kapan saja,” kata Klitschko kepada Bild.
"5.000 helm adalah lelucon mutlak. Apa yang akan dikirim Jerman sebagai dukungan selanjutnya? Bantal?”
Berlin memiliki kebijakan untuk tidak memasok senjata ke zona krisis, keputusan lama dari pemerintah sebelumnya yang juga didukung oleh koalisi baru yang dibentuk pada bulan Desember.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jerman telah berulang kali memutuskan untuk tidak memasok senjata mematikan. Ada alasan untuk ini, yang tentu saja juga didasarkan pada semua perkembangan beberapa tahun dan dekade terakhir," kata Kanselir Olaf Scholz Selasa, sehari sebelum keputusan untuk mengirim helm dibuat.
Sumbangan peralatan pelindung Jerman datang ketika Rusia dituduh menempatkan 100.000 tentara di perbatasan, dengan beberapa negara Barat mengeklaim bahwa Kremlin sedang merencanakan serangan.
Klaim seperti itu telah berulang kali ditolak Rusia, tetapi ketegangan tetap pada titik tertinggi sepanjang masa.
“Kami tidak bermaksud mengambil tindakan agresif. Kami tidak akan menyerang atau menginvasi Ukraina,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pekan lalu.
Seorang penulis dan politisi Jerman kelahiran Ukraina, Marina Weisband, menulis di Twitter dalam bahasa Jerman; "Rencananya jelas bagi 5.000 tentara Ukraina untuk berlari melintasi perbatasan dan mengadang pasukan Rusia yang dikerahkan di sana."
Dia lebih lanjut menyesalkan bahwa untuk mencegah perang perlu untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa setiap agresi akan menyebabkan pembatalan proyek Nord Stream 2 dan pemutusan hubungan Rusia dari SWIFT.
"Bisakah Anda menjadi lebih memalukan?" tanya Ruprecht Polenz, seorang anggota terkemuka Partai Demokrat Kristen, dalam tweet untuk mengungkapkan ketidaksenangannya atas keputusan pemerintah Jerman. "Apakah 5.000 helm membuat invasi Rusia lebih kecil kemungkinannya?"
(min)
tulis komentar anda