Moskow: Perang Antara Rusia dan Ukraina Tak Dapat Diterima
Jum'at, 28 Januari 2022 - 18:01 WIB
MOSKOW - Moskow menyatakan perang antara Rusia dan Ukraina tidak dapat diterima. Menurutnya, pemerintah Baratlah yang terlihat secara aktif bekerja untuk mewujudkan perang.
Komentar itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia yang menegaskan bahwa baik Moskow maupun Kiev tidak menginginkan skenario seperti itu.
Juru bicara kementerian tersebut, Alexey Zaytsev, mengamini pernyataan pejabat tinggi keamanan Ukraina yang meremehkan ancaman yang disebut sebagai agresi Rusia. Menurutnya, itu sebagai bukti bahwa eskalasi ketegangan saat ini telah dipicu oleh Barat.
“Bangsa kami juga telah berulang kali menyatakan bahwa kami tidak memiliki niat untuk menyerang siapa pun,” katanya.
“Kami menganggap pemikiran bahwa orang-orang kami mungkin berperang satu sama lain tidak dapat diterima," katanya lagi, seperti dikutip Russia Today, Jumat (28/1/2022).
"Sementara Kiev dan Moskow berusaha untuk mencegah permusuhan, sponsor asing Ukraina memiliki ide lain dan tampaknya bertekad untuk menerapkan skenario, yang menurutnya [sponsor asing] Rusia harus menyerang Ukraina, dan menghadapi pembalasan Barat untuk itu," imbuh dia.
Zaytsev mengutip langkah-langkah seperti evakuasi staf diplomatik yang banyak dipublikasikan dari Ukraina oleh beberapa negara Barat dan pengiriman senjata terbaru ke negara itu sebagai contoh tindakan penyulut.
Dia menanambakan, para pejabat yang secara terbuka mempertanyakan narasi tersebut seperti mantan Komandan Angkatan Laut Jerman Kay-Achim Schonbach atau Presiden Kroasia Zoran Milanovic menghadapi risiko serangan balasan dan konsekuensi karier karena berbicara.
Diplomat itu meminta anggota NATO untuk menghentikan pengaruh destruktif mereka di Ukraina dan membiarkan pemerintahnya menemukan resolusi yang berarti atas masalah politik internalnya.
Menurutnya, jika blok militer NATO benar-benar tertarik untuk meredakan ketegangan militer di Eropa, mereka harus menarik pasukan yang saat ini dikerahkan di bagian timur benua itu, seperti yang disarankan oleh Rusia.
Komentar itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia yang menegaskan bahwa baik Moskow maupun Kiev tidak menginginkan skenario seperti itu.
Juru bicara kementerian tersebut, Alexey Zaytsev, mengamini pernyataan pejabat tinggi keamanan Ukraina yang meremehkan ancaman yang disebut sebagai agresi Rusia. Menurutnya, itu sebagai bukti bahwa eskalasi ketegangan saat ini telah dipicu oleh Barat.
“Bangsa kami juga telah berulang kali menyatakan bahwa kami tidak memiliki niat untuk menyerang siapa pun,” katanya.
“Kami menganggap pemikiran bahwa orang-orang kami mungkin berperang satu sama lain tidak dapat diterima," katanya lagi, seperti dikutip Russia Today, Jumat (28/1/2022).
"Sementara Kiev dan Moskow berusaha untuk mencegah permusuhan, sponsor asing Ukraina memiliki ide lain dan tampaknya bertekad untuk menerapkan skenario, yang menurutnya [sponsor asing] Rusia harus menyerang Ukraina, dan menghadapi pembalasan Barat untuk itu," imbuh dia.
Zaytsev mengutip langkah-langkah seperti evakuasi staf diplomatik yang banyak dipublikasikan dari Ukraina oleh beberapa negara Barat dan pengiriman senjata terbaru ke negara itu sebagai contoh tindakan penyulut.
Dia menanambakan, para pejabat yang secara terbuka mempertanyakan narasi tersebut seperti mantan Komandan Angkatan Laut Jerman Kay-Achim Schonbach atau Presiden Kroasia Zoran Milanovic menghadapi risiko serangan balasan dan konsekuensi karier karena berbicara.
Diplomat itu meminta anggota NATO untuk menghentikan pengaruh destruktif mereka di Ukraina dan membiarkan pemerintahnya menemukan resolusi yang berarti atas masalah politik internalnya.
Menurutnya, jika blok militer NATO benar-benar tertarik untuk meredakan ketegangan militer di Eropa, mereka harus menarik pasukan yang saat ini dikerahkan di bagian timur benua itu, seperti yang disarankan oleh Rusia.
(min)
tulis komentar anda