Senjata Nuklir Rusia Lebih Banyak, Pakar Bilang AS Harus Khawatir
loading...
A
A
A
LONDON - Pakar militer mengatakan Amerika Serikat (AS) harus selalu khawatir dengan Rusia karena faktanya jumlah senjata nuklir Moskow lebih banyak.
Brandon Weichert, pakar militer yang juga pendiri The Weichert Report: An Online Journal of Geopolitics, memperingatkan Washington setelah berambisi mencegah Rusia menginvasi Ukraina.
Presiden Joe Biden dilaporkan telah menempatkan 8.500 tentara dalam siaga tinggi, dan dia mempertimbangkan untuk mengerahkan hingga 50.000 tentara jika Rusia menyerang.
Moskow sudah berulang kali menyangkal memiliki rencana untuk menginvasi Ukraina. Menurut Kremlin, pengerahan ratusan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina adalah sah karena masih berada di tanah Rusia.
Meningkatnya ketegangan di Ukraina telah memicu kekhawatiran akan pecahnya perang nuklir antara Rusia dengan AS sebagai pimpinan NATO.
"AS harus selalu khawatir tentang persediaan senjata nuklir Rusia—terutama ketidakseimbangan yang saat ini ada antara persenjataan AS dan Rusia," kata Weichert kepada Express.co.uk, yang dilansir Jumat (28/1/2022).
Faktanya, persediaan senjata nuklir Rusia mencapai 6.257 unit, sedangkan AS hanya memiliki 5.550 unit.
"Sejak mantan Presiden Barack Obama menandatangani Perjanjian New START dengan Moskow pada tahun 2011, Rusia tidak hanya mampu memodernisasi persenjataan senjata nuklir mereka-terutama senjata nuklir non-strategis mereka (nuklir jarak menengah)," katanya.
“Tetapi mereka telah mampu mengungguli Amerika yang kebijakan senjata nuklirnya sejak akhir Perang Dingin setengah hati, kurang visi, dan berdasarkan gagasan utopis bahwa perang nuklir akan membunuh semua orang."
Brandon Weichert, pakar militer yang juga pendiri The Weichert Report: An Online Journal of Geopolitics, memperingatkan Washington setelah berambisi mencegah Rusia menginvasi Ukraina.
Presiden Joe Biden dilaporkan telah menempatkan 8.500 tentara dalam siaga tinggi, dan dia mempertimbangkan untuk mengerahkan hingga 50.000 tentara jika Rusia menyerang.
Moskow sudah berulang kali menyangkal memiliki rencana untuk menginvasi Ukraina. Menurut Kremlin, pengerahan ratusan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina adalah sah karena masih berada di tanah Rusia.
Meningkatnya ketegangan di Ukraina telah memicu kekhawatiran akan pecahnya perang nuklir antara Rusia dengan AS sebagai pimpinan NATO.
"AS harus selalu khawatir tentang persediaan senjata nuklir Rusia—terutama ketidakseimbangan yang saat ini ada antara persenjataan AS dan Rusia," kata Weichert kepada Express.co.uk, yang dilansir Jumat (28/1/2022).
Faktanya, persediaan senjata nuklir Rusia mencapai 6.257 unit, sedangkan AS hanya memiliki 5.550 unit.
"Sejak mantan Presiden Barack Obama menandatangani Perjanjian New START dengan Moskow pada tahun 2011, Rusia tidak hanya mampu memodernisasi persenjataan senjata nuklir mereka-terutama senjata nuklir non-strategis mereka (nuklir jarak menengah)," katanya.
“Tetapi mereka telah mampu mengungguli Amerika yang kebijakan senjata nuklirnya sejak akhir Perang Dingin setengah hati, kurang visi, dan berdasarkan gagasan utopis bahwa perang nuklir akan membunuh semua orang."