Moskow Tuding NATO Lakukan Latihan Serangan Nuklir Terhadap Rusia
Jum'at, 28 Januari 2022 - 01:35 WIB
MOSKOW - NATO sedang mengembangkan kapasitas untuk serangan nuklir yang menghancurkan terhadap Rusia . Pengembangan ini termasuk melibatkan anggota aliansi yang tidak memiliki senjata seperti itu dalam operasi pelatihan.
Tudingan ini dilontarkan Direktur Departemen Pengendalian Senjata dan Nonproliferasi di Kementerian Luar Negeri Rusia, Vladimir Yermakov.
Dalam sebuah wawancara, Yermakov mengatakan Amerika Serikat (AS) sedang dalam proses memodernisasi kemampuan nuklirnya di Eropa dan telah mengerahkan rudal di beberapa wilayah negara anggota lainnya.
“Menurut analisis ahli, ada lima negara NATO non-nuklir yang memiliki sekitar 200 bom nuklir B61 Amerika,” kata Yermakov.
“Ada juga infrastruktur untuk mendukung penyebaran operasional senjata ini, yang mampu mencapai wilayah Rusia dan menyerang berbagai lokasi, termasuk yang strategis,” ia menambahkan seperti disitir dari Russia Today, Jumat (28/1/2022)
Yermakov menekankan bahwa sementara rudal dikendalikan oleh Washington, pengembangan nuklir adalah upaya kolaboratif.
"Ada 'misi nuklir bersama' antara negara-negara NATO, di mana anggota non-nuklir aliansi mengambil bagian dalam sesi pelatihan untuk mengembangkan kemampuan nuklir Amerika melawan kami," ujarnya.
Yermakov juga mengatakan bahwa penarikan senjata nuklir AS dari Eropa adalah salah satu tujuan utama Moskow dalam negosiasi keamanan yang sedang berlangsung.
"Kami bersikukuh bahwa 'misi nuklir bersama' NATO harus segera dihentikan, semua senjata nuklir Amerika harus kembali ke wilayah AS, dan infrastruktur yang memungkinkan penyebarannya yang cepat dilikuidasi," komentarnya, seraya mengatakan bahwa proposal ini termasuk dalam daftar tuntutan keamanan yang disampaikan Moskow ke Washington pada bulan Desember lalu.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan kekecewaannya atas tanggapan Amerika terhadap proposal tersebut. Lavrov mengatakan AS telah menolak untuk membuat konsesi mengenai perluasan NATO di Eropa timur.
“Masalah utamanya adalah posisi kami yang jelas tentang tidak dapat diterimanya ekspansi NATO lebih lanjut ke timur dan penyebaran senjata yang sangat merusak yang dapat mengancam wilayah Federasi Rusia,” kata diplomat top Rusia itu.
NATO
Tudingan ini dilontarkan Direktur Departemen Pengendalian Senjata dan Nonproliferasi di Kementerian Luar Negeri Rusia, Vladimir Yermakov.
Dalam sebuah wawancara, Yermakov mengatakan Amerika Serikat (AS) sedang dalam proses memodernisasi kemampuan nuklirnya di Eropa dan telah mengerahkan rudal di beberapa wilayah negara anggota lainnya.
“Menurut analisis ahli, ada lima negara NATO non-nuklir yang memiliki sekitar 200 bom nuklir B61 Amerika,” kata Yermakov.
“Ada juga infrastruktur untuk mendukung penyebaran operasional senjata ini, yang mampu mencapai wilayah Rusia dan menyerang berbagai lokasi, termasuk yang strategis,” ia menambahkan seperti disitir dari Russia Today, Jumat (28/1/2022)
Yermakov menekankan bahwa sementara rudal dikendalikan oleh Washington, pengembangan nuklir adalah upaya kolaboratif.
"Ada 'misi nuklir bersama' antara negara-negara NATO, di mana anggota non-nuklir aliansi mengambil bagian dalam sesi pelatihan untuk mengembangkan kemampuan nuklir Amerika melawan kami," ujarnya.
Yermakov juga mengatakan bahwa penarikan senjata nuklir AS dari Eropa adalah salah satu tujuan utama Moskow dalam negosiasi keamanan yang sedang berlangsung.
"Kami bersikukuh bahwa 'misi nuklir bersama' NATO harus segera dihentikan, semua senjata nuklir Amerika harus kembali ke wilayah AS, dan infrastruktur yang memungkinkan penyebarannya yang cepat dilikuidasi," komentarnya, seraya mengatakan bahwa proposal ini termasuk dalam daftar tuntutan keamanan yang disampaikan Moskow ke Washington pada bulan Desember lalu.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan kekecewaannya atas tanggapan Amerika terhadap proposal tersebut. Lavrov mengatakan AS telah menolak untuk membuat konsesi mengenai perluasan NATO di Eropa timur.
“Masalah utamanya adalah posisi kami yang jelas tentang tidak dapat diterimanya ekspansi NATO lebih lanjut ke timur dan penyebaran senjata yang sangat merusak yang dapat mengancam wilayah Federasi Rusia,” kata diplomat top Rusia itu.
NATO
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda