Serang Bendungan, AS Hampir Musnahkan Puluhan Ribu Warga Suriah

Jum'at, 21 Januari 2022 - 21:43 WIB
AS hampir memusnahkan puluhan ribu warga Suriah dengan menyerang bendungan Tabqa meski fasilitas itu tidak ada dalam daftar serangan. Foto/Russia Today
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017 mengebom sebuah infrastruktur strategis di Suriah , Bendungan Tabqa di Sungai Eufrat, meskipun berada dalam daftar larangan penyerangan. Begitu laporan New York Times melaporkan.

Menurut laporan itu sebuah pesawat pembom B-52 milik AS menjatuhkan beberapa bom terberat yang ada di gudang Angkatan Udara AS pada target, termasuk setidaknya satu bom bunker BLU-109, yang dirancang untuk menghancurkan target beton yang dibentengi. Bom ini menembus lima lantai di salah satu menara bendungan, tetapi tidak meledak.

"Jika struktur tanah dan beton rancangan Uni Soviet itu hancur maka bisa dipastikan puluhan ribu orang yang tinggal di bawahnya kemungkinan akan tewas," tulis New York Times yang dinukil Russia Today, Jumat (21/1/2022).

Menurut New York Times, meski bendungan itu tidak hancur namuan serangan itu menimbulkan kerusakan yang membuatnya tidak dapat beroperasi dan berisiko meluap.

Gencatan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya yang melibatkan kelompok teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), pasukan yang didukung AS di lapangan, dan pasukan pemerintah Suriah dengan bantuan Rusia memungkinkan sebuah derek yang mengendalikan pintu air darurat diperbaiki.





Setelah pekerjaan dilakukan oleh 16 awak pekerja, serangan pesawat tak berawak yang diperintahkan oleh satuan tugas yang sama yang menyerukan serangan awal melenyapkan sebuah van yang membawa beberapa dari mereka kembali.

Serangan itu membunuh seorang insinyur mesin, seorang teknisi, dan seorang pekerja Bulan Sabit Merah Suriah.

Peristiwa tersebut dijelaskan oleh New York Times berdasarkan wawancara dengan pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya serta orang-orang di Suriah, termasuk seorang insinyur yang hadir di bendungan pada hari serangan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More