Inggris Tangkap 2 Pria Terkait Penyanderaan di Sinagoga AS

Kamis, 20 Januari 2022 - 19:11 WIB
Foto pelaku penyanderaan di sinagoga AS, Malik Faisal Akram (44). Foto/ABC News
LONDON - Inggris menangkap dua pria pada Kamis (20/1/2022) pagi sebagai bagian dari penyelidikan terkait insiden penyanderaan di sebuah sinagoga di Amerika Serikat (AS).

"Petugas kontraterorisme menahan salah satu pria di Birmingham dan yang lainnya di Manchester, sekitar 85 mil sebelah utara Birmingham. Pasangan itu tetap ditahan untuk diinterogasi," menurut pernyataan dari Kepolisian Greater Manchester, Inggris seperti dikutip dari ABC News.

Asisten Kepala Polisi Greater Manchester, Dominic Scally mengatakan, petugas kontraterorisme membantu rekan-rekan mereka di AS dalam penyelidikan kebuntuan selama berjam-jam antara pihak berwenang Amerika dan seorang penyandera di Congregation Beth Israel di Colleyville, Texas, sekitar 27 mil barat laut dari Dallas.



Seperti diwartakan sebelumnya, seorang pria bersenjata yang mengaku telah memasang bom di sinagoga mengganggu kegiatan kebaktian Shabbat pada hari Sabtu lalu di Congregation Beth Israel di Colleyville, Texas. Ia menyandera seorang rabi dan tiga orang lainnya.

Seorang sandera kemudian dibebaskan tanpa cedera pada sore hari. Selang beberapa jam kemudian Tim elit penyelamat sandera dari FBI menerobos sinagoga. Dalam kejadian itu, semua sandera berhasil dibebaskan tanpa ayang yang terluka dan pelaku penyanderaan diketahui tewas.



Pelaku diidentifikasi oleh FBI sebagai warga negara Inggris bernama Malik Faisal Akram (44). Ia berasal dari Blackburn, Lancashire Inggris, sekitar 20 mil barat laut Manchester.

Motif penyanderaan itu masih diselidiki. Dalam sebuah pernyataan, FBI mengatakan bahwa insiden itu adalah terorisme, di mana komunitas Yahudi menjadi sasaran, dan sedang diselidiki oleh Satuan Tugas Terorisme Gabungan.

Selama negosiasi dengan pihak berwenang, Akram berulang kali berbicara tentang seorang terpidana teroris yang menjalani hukuman penjara 86 tahun di Amerika Serikat atas tuduhan terorisme.

Beberapa sumber penegak hukum mengatakan bahwa penyandera menuntut pembebasan Aafia Siddiqui , yang dipenjara di Pangkalan Angkatan Udara Carswell dekat Fort Worth, sekitar 16 mil barat daya Colleyville.



Siddiqui, yang diduga memiliki hubungan dengan al-Qaida, dijatuhi hukuman 86 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas penyerangan serta percobaan pembunuhan terhadap seorang tentara Amerika pada tahun 2010.

Akram diketahui memiliki hubungan dengan Jandeela, sebuah desa di provinsi Punjab Pakistan, kata kepala polisi setempat kepada ABC News. Dia mengunjungi Pakistan pada 2020 dan tinggal selama lima bulan, kata kepala polisi, durasi yang mungkin diperlukan oleh pembatasan COVID-19.

Akram telah berpisah dari istrinya selama dua tahun dan memiliki lima anak, menurut kepala polisi.

Setelah tiba di AS bulan lalu melalui penerbangan dari London ke New York, Akram tinggal di tempat penampungan tunawisma di berbagai titik dan mungkin menggambarkan dirinya sebagai tunawisma untuk mendapatkan akses ke sinagoga Texas selama kebaktian Shabbat, kata berbagai sumber penegakan hukum kepada ABC News.

Presiden AS Joe Biden, yang menyebut insiden penyanderaan itu sebagai "tindakan teror," mengatakan kepada wartawan bahwa penyelidik mencurigai Akram membeli senjata di jalan.

Sementara Akram diduga mengklaim dia memiliki bom, menurut Biden, penyelidik tidak menemukan bukti bahwa dia memiliki bahan peledak.



(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More