Cegah Kematian Jutaan Orang, Bernie Sanders Desak Biden Cairkan Dana Afghanistan

Kamis, 20 Januari 2022 - 03:19 WIB
Badan-badan bantuan internasional utama, termasuk Program Pangan Dunia (WFP) yang didukung PBB, telah memperingatkan bahwa keputusan Washington untuk membekukan dana federal Afghanistan telah dimasukkan ke dalam krisis inflasi dan kekeringan, yang semuanya mengancam hampir 23 juta warga Afghanistan dengan kelaparan akut.

WFP lebih lanjut memperhitungkan bahwa hampir 3 juta anak di Afghanistan menderita kekurangan gizi.



Bulan lalu, organisasi kemanusiaan terbesar di dunia mengklaim bahwa dibutuhkan USD220 juta setiap bulan untuk mengirimkan bantuan makanan kepada warga Afghanistan yang berisiko kekurangan gizi dan kelaparan.

Sementara itu, pemerintahan Biden telah mengaitkan pencairan dana Afghanistan dengan Taliban yang memenuhi komitmen yang dibuat selama penandatanganan Kesepakatan Damai Doha, termasuk membentuk pemerintahan inklusif dengan perwakilan semua kelompok etnis utama dan menghormati hak-hak perempuan serta kelompok minoritas lainnya.

Namun, AS dan lembaga global lainnya telah membuat beberapa relaksasi aliran dana ke Afghanistan mengingat kekhawatiran seputar bencana kemanusiaan yang akan datang.

Bank Dunia mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan lalu bahwa mereka akan mengucurkan USD280 juta kepada WFP dan UNICEF, dua badan bantuan yang bekerja di Afghanistan, untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak kepada penduduk Afghanistan.

“UNICEF akan menerima USD100 juta untuk menyediakan layanan kesehatan esensial melalui penyedia yang aktif dalam program Sehatmandi (menggelar bantuan melalui LSM mitra) dalam kemitraan dengan WHO, dan WFP akan menerima $180 juta untuk meningkatkan operasi ketahanan pangan dan gizi di negara ini,” bunyi pernyataan dari Bank Dunia.



Pada bulan Desember, Dewan Keamanan PBB juga dengan suara bulat mengadopsi resolusi yang mengizinkan alokasi dana dari aset beku Afghanistan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More