Rusia Tangkap Geng Ransomware Berbahaya di Dunia

Sabtu, 15 Januari 2022 - 12:08 WIB
Berbekal informasi dari AS, badan intelijen Rusia berhasil menangkap 14 orang anggota geng ransomware berbahaya di dunia, REvil. Foto/BBC
MOSKOW - Badan intelijen Rusia , FSB, mengatakan mereka telah menangkap anggota REvil, salah satu geng ransomware paling berbahaya di dunia. Operasi penangkapan itu dilakukan di sejumlah wilayah di Rusia.

Menurut FSB, pihak berwenang Rusia menggerebek 25 alamat, menangkap 14 orang dan menyita aset senilai lebih dari USD1 juta atau sekitar Rp14,3 miliar: 426 juta rubel, USD600.000, 500.000 euro, peralatan komputer, dompet kripto dan 20 mobil mewah.

Geng REvil yang berbasis di Rusia telah melancarkan serentetan serangan tingkat tinggi terhadap perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat (AS) dan internasional, termasuk serangan 4 Juli terhadap perusahaan perangkat lunak Kaseya dan serangan ransomware pada Mei di JBS USA, perusahaan pemrosesan daging terbesar di dunia.



Awal tahun ini, REvil dilaporkan menuntut USD50 juta dari Apple sebelum peluncuran produknya setelah meretas salah satu pemasoknya, Quanta Computer. Afiliasi dari kelompok ransomware kriminal ini telah dikaitkan dengan penutupan Colonial Pipeline pada Mei, produsen minyak terbesar.

FSB mengklaim mereka yang ditangkap telah mengembangkan perangkat lunak berbahaya dan mengatur pencurian dana dari rekening bank warga negara asing dan menguangkannya, termasuk dengan membeli barang-barang mahal di Internet.

"Sebagai hasil dari tindakan bersama FSB dan Kementerian Dalam Negeri Rusia, kelompok kriminal terorganisir tidak ada lagi," bunyi pernyataan itu seperti dilansir dari CBS News, Sabtu (15/1/2022).



Dalam pernyataan mereka, FSB mengatakan penyelidikan datang atas permintaan otoritas AS yang kompeten, yang kemudian diberitahu tentang hasil operasi.

Gedung Putih mengakui bahwa salah satu peretas yang ditangkap telah terlibat dalam insiden Colonial Pipeline.

"Kami memahami bahwa salah satu orang yang ditangkap hari ini bertanggung jawab atas serangan terhadap Colonial Pipeline musim semi lalu," kata seorang pejabat senior pemerintah AS.

"Kami berkomitmen untuk melihat mereka yang melakukan serangan ransomware terhadap orang Amerika dibawa ke pengadilan," ujarnya.



FSB juga membagikan rekaman yang menggambarkan agen menggerebek rumah, menjatuhkan tersangka ke lantai, memborgol individu dengan wajah kabur dan memilah-milah tumpukan rubel Rusia.

Tetapi Rusia tidak akan mengekstradisi ke AS anggota kelompok peretas REvil yang memiliki kewarganegaraan Rusia, kata sumber yang berpengetahuan luas kepada Interfax, Jumat.

"Undang-undang Federasi Rusia melarang ekstradisi warga Rusia ke negara asing," kata sumber itu, tanpa merinci apakah semua peretas yang ditahan adalah warga negara Rusia.

Musim panas lalu, Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah hingga USD10 juta atau sekitar Rp143 miliar untuk informasi yang mengarah ke identifikasi atau lokasi pemimpin kunci kelompok REvil.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More